Ngawi (ANTARA News) - Waduk Gadjah Mungkur yang berada di kabupaten Wonogiri Jawa Tengah menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di wilayah sepanjang Bengawan Solo mulai dari Solo hingga Lamongan sepanjang musim hujan ini. Wakil Bupati Ngawi, Budi Sulistiyono, di Ngawi, Rabu mengatakan, waduk Gadjah Mungkur di kabupaten Wonogiri Jawa Tengah saat ini tidak mampu lagi menampung tingginya debit air. Hal tersebut terjadi akibat adanya sedimentasi atau pengendapan di dasar waduk. Dengan adanya sedimentasi secara otomatis terjadi pendangkalan. "Kedalaman waduk Gadjah Mungkur yang dulu mencapai 24 meter saat ini tinggal 16 meter. Sehingga fungsi penampungan air di Waduk Gadjah Mungkur saat ini tidak maksimal. Akibatnya, ketika terjadi kiriman air dari anak-anak sungai, tidak lagi mampu menampung air dan terpaksa pintu air dibuka sehingga mengakibatkan terjadinya banjir di Bengawan Solo," katanya. Ia juga mengatakan, fungsi dam penampung air di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo tidak dapat berfungsi secara maksimal. Menurut dia, penetapan dua faktor penyebab terjadinya banjir di sepanjang Bengawan Solo diperoleh pada saat koordinasi dengan Pengelola Bengawan Solo beserta kepala daerah di Kota Solo. "Selain mencari penyebab terjadinya banjir disepanjang DAS Bengawan Solo, koordinasi dilakukan untuk melakukan pencegahan serta penanggulangannya bencana banjir yang disebabkan luapan Bengawan Solo," katanya. Lebih lanjut ia menjelaskan, dari hasil kajian yang digelar di Solo, ada dua solusi yang akan dilakukan. Pertama, dasar waduk Gadjah Mungkur yang mengalami pendangkalan akan dikeruk, namun, hal itu baru bisa dilakukan pada saat musim kemarau mendatang. Kedua, akan memaksimalkan fungsi dam pnampung air yang berada di aliran sungai yang menuju ke waduk. "Dengan adanya perbaikan, nantinya banjir di DAS Bengawan Solo bisa ditampung di dam-dam. Sehingga banjir tidak menjadi besar ketika masuk ke wilayah Ngawi, Bojonegoro, Tuban, maupun Lamongan," katanya. Selain itu, juga bisa digunakan untuk irigasi pertanian disepanjang Bengawan Solo secara maksimal, katanya menjelaskan. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008