Mereka, yang setengahnya adalah lima IP terpilih pada program KATAPEL batch 1 yang menjembatani kreator dengan investor, terdiri dari "Hey Blo!", "Komik Ga Jelas", "Tahilalats", "Garudayana", "Educa Studio" juga "Mintchan", "Gugug!", Ghfosty's Comic", "Manguni Squad" serta "Satria Dewa Gatotkaca".
Jenama-jenama itu akan dipamerkan di acara yang dihadiri para pemilik merek, investor potensial dan pembeli lisensi.
"Basis industri kreatif sangat mengandalkan kekuatan kapitalisasi HKI untuk mendapat nilai tambah ekonomi. China merupakan salah satu market terbesar komersialisasi IP, mengingat besarnya populasi dan potensi ekonomi," kata Wakil Kepala Bekraf Ricky Pesik dalam siaran pers, Kamis.
Baca juga: Kiat sukses di industri kreatif dari pemilik "Tahilalats"
Dia berharap penjualan lisensi karya lokal bisa bersaing di pentas global dan mendorong peningkatan ekspor serta Produk Domestik Bruto Ekonomi Kreatif.
Menurut Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Simanjuntak, karya kreatif tentang kebudayaan lokal harus bisa dikemas sehingga bisa dinikmati orang-orang di luar Indonesia.
Produk kreatif anak bangsa diharapkan bisa berkembang dan meluas sehingga ekonomi kreatif kelak jadi penopang ekonomi nasional.
Rene Ishak, produser eksekutif dari Satria Dewa Studio, mengatakan ini adalah kepercayaan dari pemerintah bahwa IP film itu dianggap punya potensi untuk menjaring kerjasama dengan pihak internasional.
"Tentunya kami bangga dengan kepercayaan yang diberikan ini, tapi sekaligus juga kami berjanji akan mengemban tanggung jawab yang diberikan dengan sebaik-baiknya," kata Rene.
"Satria Dewa" adalah kreasi IP dari Satria Dewa Studio yang terinspirasi kekayaan budaya Wayang Jawa Kuno. Satria Dewa membangkitkan nilai-nilai luhur bangsa melalui pendekatan dan racikan modern yang diwujudkan melalui delapan film Jagad Satria Dewa: Gatotkaca, Arjuna, Yudhistira, Baratayuda, Bima, Nakula-Sadewa, Srikandi, Kurukhsetra.
Baca juga: Cecep Arif Rahman padukan berbagai beladiri di "Gatotkaca"
Sebelumnya, lima IP terbaik dalam KATAPEL Batch 1 sudah berpartisipasi di Hong Kong Internasional Licensing Show pada awal 2019. "Hey Blo!", "Komik Ga Jelas", "Emak-Emak Matic", "Tahilalats" dan "Garudayana" berkesempatan berjejaring, mencari mitra bisnis, sekaligus memamerkan karya di booth yang difasilitasi oleh BEKRAF.
Untuk memilih sepuluh IP ini, Direkorat Pengembangan Pasar Dalam Negeri Deputi Pemasaran Bekraf telah dua kali menggelar program KATAPEL sejak 2018.
Program ini tidak hanya menjaring peserta terbaik namun juga memberi pembekalan kepada para pelaku kreatif dari sub sektor Desain Komunikasi Visual, Fotografi, Film dan Animasi, TV, dan Radio untuk komersialisasi Kekayaan Intelektual / IP.
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pun semakin meningkat. PDB ekonomi kreatif Indonesia pada 2016 sudah mencapai Rp922,59 triliun dan diproyeksikan melampaui Rp1.000 triliun pada 2017 hingga meningkat mendekati 1.102 triliun pada 2018.
Mengutip laman publishingperspectives.com, secara global pasar licensing telah mencapai angka 280,3 miliar dolar AS, naik 3,2 persen dari 271,6 miliar dolar AS pada 2017.
Baca juga: Bekraf berencana gandeng daerah kerjasama kekayaan intelektual
Baca juga: Rage in Peace raih penghargaan game terbaik Bekraf Game Prime 2019
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019