Bandarlampung (ANTARA News) - Serangan flu burung semakin meluas di Kabupaten Lampung Selatan, dan penyakit mematikan itu telah menulari ternak unggas di wilayah delapan kecamatan di kabupaten tersebut."Pada awal Maret, ternak unggas di wilayah lima kecamatan yang terjangkit flu burung, namun sekarang sudah mencapai delapan kecamatan," kata Kordinator Tim Pemantau Flu Burung (Participatory Disease Surveilence Respons/PDSR) Kabupaten Lampung Selatan, Agung Kusmartuti, di Kalianda, Lampung Selatan, Rabu.Dengan demikian, 50 persen kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan sepanjang tahun 2008 telah tertular flu burung, seperti Kecamatan Sragi, Palas, Kalianda, Sidomulyo, Marbau, dan Way Pagi.Ribuan unggas, yang umumnya ayam kampung, mati mendadak dan positif tertular flu burung setelah dilakukan uji cepat oleh dinas peternakan setempat. "Dari 17 kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, penyakit mematikan itu positif menulari unggas di delapan wilayah kecamatan," katanya. Ia menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan penyemprotan desinfektan ke kandang-kandang unggas di daerah yang positif terjangkit untuk menekan penyebarannya. Sementara pemusnahan terbatas, apalagi pemusnahan total, sangat sulit dilaksanakan karena selalu mendapatkan penolakan dari masyarakat. Ia juga mengatakan bahwa unggas yang tertular virus H5N1 itu adalah ayam kampung peliharaan penduduk, yang hampir seluruhnya dipelihara bukan di kandang, tapi bebas berkeliaran. Tindakan karantina atas unggas-unggas tersisa baru sebatas imbauan, begitu juga agar penduduk tidak memperjualbelikan sisa unggasnya. "Kami memang sudah melakukan penyemprotan desinfektan dan pemusnahan terbatas, namun sangat sulit mengawasi lalu lintas unggas," katanya. Menurut dia, lalu lintas unggas masih tinggi sehingga mempercepat penyebaran penyakit mematikan tersebut, sementara lalu lintas unggas tersebut masih sulit terawasi. "Rendahnya kesadaran masyarakat mendorong mereka langsung menjual sisa unggasnya. Para pedagang pengumpul tentu akan menjual unggas-unggas itu ke tempat-tempat lainnya sehingga penyebaran flu burung semakin meluas," katanya. Menurutnya, lalu lintas unggas antarwilayah perlu diperketat untuk menekan penyebaran unggas dari suatu daerah tertular flu burung ke daerah lainnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008