Kandahar, Afghanistan (ANTARA News) - Sebuah bom mobil menghantam konvoi militer NATO di kota Kandahar, Afghanistan selatan, Rabu, sehingga menimbulkan sejumlah korban, kata seorang wartawan AFP. Ledakan kuat itu menghancurkan sebuah kendaraan lapis baja, yang agaknya milik militer Kanada, dan membakar sebuah rumah, kata wartawan itu. Seorang sopir taksi bernama Amanullah mengatakan ia melihat beberapa mayat dibawa dari lokasi itu. "Saya melihat orang-orang dengan tubuh mereka berdarah dibawa dari lokasi ledakan itu. Saya tidak tahu apakah mereka itu masih hidup atau sudah mati," katanya kepada AFP. Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) dan militer Kanada mengatakan mereka tidak segera memperoleh informasi tentang serangan itu. Para pejabat Afghanistan tidak bisa dihubungi untuk diminta konfirmasi. Daging-daging manusia bertebaran di lokasi ledakan itu, yang menandakan serangan bom itu dilakukan penyerang bunuh diri, kata seorang wartawan AFP. Bagian-bagian dari mobil yang digunakan untuk menyerang itu terlempar sejauh 100 meter dari lokasi itu, katanya. Lusinan ambulan dan kendaraan polisi dikirim ke lokasi itu dan pasukan Kanada menutup jalan tersebut , yang biasanya digunakan militer untuk masuk ke Lapangan Udara Kandahar, pangkalan utama NATO di Afghanistan selatan. Asap terlibat dari kendaraan ISAF yang terbakar hancur. Para petugas pemadam kebakaran sedang berusaha memadamkan api rumah yang terbakar. Tidak ada segera pengakuan bertanggungjawab atas serangan itu tetapi ledakan-ledakan seperti itu bisanya dilakukan oleh kelompok garis keras Taliban , yang pernah memerintah Afghanistan tahun 1996 sampai 2001. Kelompok itu disingkirkan dalam operasi pimpinan AS karena mereka tidak mau menyerahkan para sekutu Al-Qaeda mereka yang dicari setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS yang menewaskan lebih dari 3.000 orang. Kota Kandahar, ibukota provinsi Kandahar dari mana gerakan Taliban yang bersenjata bangkit awal tahun 1990-an , adalah lokasi dari serangan bom paling berdarah di Afghanistan. (*)

Copyright © ANTARA 2008