Singapura (ANTARA News) - Harga minyak mendekati angka 109 dolar AS per barel di perdagangan Asia, Rabu, kenaikan yang dipicu oleh terus melemahnya nilai tukar dolar AS yang menyentuh angka terendah baru terhadap euro serta kekhawatiran pasokan, kata dealer.
Dalam perdagangan pagi, kontrak utama New York, untuk minyak mentah light sweet pengiriman April, diperdagangkan pada harga 108,80 dolar per barel, naik lima sen di banding pada penutupan Selasa 108,75 dolar per barel.
Harga di New York melonjak ke tingkat tinggi baru 109,72 dolar per barel pada Selasa. Minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengiriman April naik satu sen pada posisi 105,26 dolar per barel di banding pada penutupan perdagangan Selasa 105,25 dolar per barel. Kontrak tersebut diperdagangkan pada rekor tinggi baru 105,82 dolar per barel pada Selasa.
Dengan melemahnya dolar dan penolakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memompa lebih banyak produksinya meski mendapat tekanan dari Amerika Serikat, harga minyak kemungkinan akan terus menguat, kata dealer kepada AFP.
Saat ini, di mana belum ada tanda-tanda bahwa harga akan kembali turun, kata Gerard Burg, ekonom energi dan mineral pada National Australia Bank di Melbourne.
"Harga telah memecahkan rekor dalam beberapa pekan terakhir, di mana pada Senin berkisar 107 hingga 108 dolar per barel di New York."
Dolar AS terus melemah ke posisi 1,5495 terhadap euro pada Selasa.
OPEC pekan lalu memutuskan untuk tetap mempertahankan tingkat produksi hariannya, meski mendapat tekanan dari Amerika Serikat, yang merupakan pengguna energi terbesar dunia.
Cartel tersebut, yang memproduksi 40 persen minyak mentah dunia, memutuskan mempertahankan target produksi hariannya pada level 29,67 juta barel. (*)
Copyright © ANTARA 2008