Medan (ANTARA News) - Penyebab utama seseorang mengalami gagal ginjal kronik hingga membutuhkan pelayanan Hemodialisa (cuci darah) adalah akibat penyakit diabetes dan darah tinggi."Jika kedua penyakit ini dikontrol dengan baik melalui pengobatan teratur maka penyakit ginjal akan dapat dicegah sedini mungkin atau diperlambat," kata Kepala Unit Dialisis RSU Pirngadi Medan, Prof Dr Harun, di Medan, Rabu.Ia mengatakan, penyakit ginjal kronik juga dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) yang akhirnya juga merupakan penyebab kematian terbanyak penderita gagal ginjal. Menurut dia, sebenarnya gagal ginjal dapat dicegah jika sejak dini sudah dideteksi melalui pemeriksaan darah dan air seni. Dan mayoritas mereka di negara berkembang yang berada pada tahap dini penyakit ini pada umumnya tidak mengetahui jika telah menderita gagal ginjal. "Untuk itu deteksi dini dari ketidakberesan ginjal menjadi sangat penting dan memungkinkan pengobatan yang sesuai sebelum terjadi kerusakan ginjal atau terjadi manifes perparahan karena komplikasi yang lain. Sementara itu kepala Staf Medis Fungsional Penyakit Dalam RSU Pirngadi Medan, dr Zulhelmi, mengatakan, pada umumnya masyarakat tidak waspada dengan ginjal mereka karena pada tingkat ringan, gangguan ginjal sering tidak dirasakan. Gangguan dapat bertambah parah hingga pada akhirnya ginjal tidak berfungsi lagi. "Periksalah ke dokter, karena melalui pemeriksaan laboratorium dengan sedikit contoh darah dan urine dapat diketahui apakah fungsi ginjal masih normal atau sudah terganggu, sehingga dapat dilakukan pengobatan sedini mungkin," katanya. Ia menyebutkan, gejala awal gagal ginjal dapat diketahui saat terjadinya gangguan nyeri saat buang air kecil, berdarah, keluar batu, nyeri pinggang, pucat dan gampang capek.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008