Jakarta (ANTARA News) - Helikopter latih jenis Bell47G Soloy yang jatuh hingga terbakar di Kalijati, Subang, Jawa Barat, Selasa, masih layak untuk mendukung tugas-tugas TNI Angkatan Udara (AU).
"Dari satu skuadron yang kita miliki, semua masih layak untuk digunakan," kata Kepala Dinas Keselamatan Kerja dan Penerbangan (Kadislambangja) Mabes TNI AU Marsekal Pertama Rodi Suprasodjo kepada ANTARA News di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan sejak bergabung dengan TNI AU pada 19 Juli 1978, capung mesin buatan Bell Helicopter Texcron Company, Amerika Serikat (AS), itu telah mengalami re-engine pada 1984.
Helikopter bermesin `Allison`15 OC-20W itu berada di bawah naungan Skuadron Udara 7 Pangkalan Udara (Lanud) Surya Dharma, Kalijati, Subang.
Mesin capung yang semula diberi nama "Xioux" itu merupakan helikopter latih bagi para penerbang TNI AU selama Kursus Pesawat Terbang Helikopter (KPTH) dengan kecepatan jelajah mencapai 60 knot.
Karena manuvernya yang lincah, helikopter ini merupakan angkutan udara ringan multifungsi sehingga dapat digunakan untuk mendukung berbagai tugas TNI AU.
"Helikopter itu bisa digunakan untuk operasi udara taktis, pemotretan udara, SAR dan evakuasi medis," ujar Rodi.
Jadi, tambah dia, Soloy hingga kini masih layak pakai meski usia produksinya sudah lanjut.
Pada Selasa (11/3) sekitar pukul 11.30 WIB helikopter Soloy jatuh di Kampung Cilimpung, Desa Wanasari Mayingsal, Kecamatan Cipunegara, Subang, saat melakukan misi latihan profesiensi.
Akibat kecelakaan itu, Kapten Pilot Engky Saputra Jaya meninggal dunia dan juru mesin udara Prada Ridi Wahyudi mengalami luka bakar serius.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008