Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) M Jusuf Kalla menjelaskan keluarnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) merupakan hasil dialog untuk menghindari kemungkinan terjadinya perang saudara dan kemungkinan kudeta. "Suatu hari saya tanya kepada Jenderal (Purn) M Jusuf, sebenarnya naskah Supersemar itu yang benar satu halaman atau dua halaman?," kata Wapres M Jusuf Kalla saat HUT ke-37 harian Suara Karya di Jakarta, Selasa malam. Menurut Wapres, Jenderal (Purn) M Jusuf menjawab yang penting bukan satu halaman atau dua halaman Supersemar itu, tetapi Supersemar itu benar adanya. Lebih lanjut Kalla menceritakan bahwa M Jusuf menjelaskan keberadaan Supersemar pada 1966 tidak lepas dari situasi waktu itu. Saat itu terjadi dua kelompok yang saling berhadapan sehingga sangat mungkin terjadinya perang saudara. Di sisi lain, tambahnya, ada kemungkinan juga terjadinya kup (kudeta). "Karena itu, solusinya adalah dialog, dan hasil dialog tersebut Supersemar. Lalu saya tanya lagi, terus mana naskah yang asli atau yang salinan. Apakah yang bapak pegang itu asli?. Ah itu bukan urusan kaulah" kata Wapres menirukan jawaban Jenderal (Purn) M Jusuf.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008