Washington (ANTARA) - Perusahaan furnitur asal Swedia, Ikea, akan menutup pabrik satu-satunya di Amerika Serikat pada Desember dan memindahkannya ke Eropa guna mengurangi biaya, menurut laporan media AS, Selasa (16/7).
Menurut CNN, Ikea akan mengakhiri produksi di pabriknya di Danville, Virginia.
Pabrik tersebut dibuka pada 2008 dan telah memproduksi rak-rak dan lemari kayu. Penutupan pabrik akan menyebabkan 300 orang kehilangan pekerjaan.
"Kami telah menempuh segala upaya untuk berkembang dan menjaga daya saing pabrik ini, tapi sayangnya biaya yang harus dikeluarkan tidak sesuai dalam melanjutkan produksi di Danville, Va, untuk jangka panjang," kata manajer pabrik Bert Eades dalam pernyataan.
Perusahaan Swedia itu menyebutkan harga bahan-bahan yang mahal di AS sebagai faktor yang menyebabkan lokasi pabrik harus dipindahkan dari sana.
Tim Kaine, senator AS dari Virginia, pada April 2018 mengunjungi pabrik Ikea di Danville tersebut.
Saat itu, Kaine mencuit bahwa para pekerja di pabrik tersebut merasa khawatir soal dampak tarif impor tambahan yang diberlakukan pemerintah AS.
"Sekarang sudah baik, tapi karena mereka mengimpor banyak bahan baku, mereka mengkhawatirkan apa yang kemungkinan akan terjadi nanti," katanya.
"Kita harus menghentikan kebijakan gegabah ini sebelum makin merugikan bisnis dan para pekerja AS," kata Kaine.
CNN melaporkan, "Ikea mengatakan pada Selasa bahwa keputusan untuk menutup pabrik tersebut tidak ada kaitannya dengan tarif."
Ikea mengoperasikan fasilitas produksi di sembilan negara dan mempekerjakan sekitar 20.000 orang, menurut CNN. Di seluruh dunia, ada sekitar 200.000 orang yang bekerja untuk Ikea.
Ikea mengatakan tahun lalu bahwa perusahaan itu akan memberhentikan 7.500 karyawan dalam upaya penataan kembali agar perusahaan nantinya bisa menyediakan lowongan pekerjaan bagi 11.500 orang.
Sumber: Xinhua-OANA
Baca juga: IKEA akan bangun toko baru di Indonesia
Baca juga: Pendiri IKEA Ingvar Kamprad tutup usia
Baca juga: Phoenix Solar integrasikan energi terbarukan ke dalam gerai IKEA
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019