Bandung (ANTARA News) - Prajurit Dua (Prada) TNI AU Ridi, seorang korban selamat akibat jatuhnya helikopter jenis Bell 47-B Soloy dengan nomor register H-4712 milik TNI Angkatan Udara (AU), mengalami luka bakar sekitar 45 persen dan kondisinya pada stadium dua. Dokter Jaga RS TNI AU Salamun Bandung, dr Regi PA kepada pers di Bandung, Selasa sore pukul 16.45 WIB mengatakan, saat dibawa ke RS Salamun, kondisi korban masih stabil dan sadar, namun mengalami luka bakar sekitar 45 persen dan dalam kondisi satdium dua. "Saat tiba ruang Rawat Darurat RS Salamun korban dalam keadaan sadarkan diri dan sekujur tubuhnya kecuali kepala dalam kondisi dibalut perban. Paling parah pada bagian tangan dan kaki mengalami luka bakar serius," katanya. Ia mengatakan, pihaknya yakin korban dalam kondisi seperti itu bisa diselamatkan dengan peralatan dan tenaga medis yang ada. "Kami masih mengobservasi korban sambil menunggi kedatangan dokter akhi bedah, yakni dr Dede Sukenda," katanya. Dikatakannya, secara umum kondisi organ tubuh korban dalam keadaan baik sehingga bisa ditangani dengan peralatan dan tenaga medis di RS Salamun. "Dalam waktu dekat korban akan menjalani bedah plastik," katanya. Sebelumnya dilaporkan, korban mengalami luka bakar setelah pesawat heliikopter yang ditumpangninya jatuh di di Kampung Cibereum Barat, Desa Manyingsal, Kecamatan Cipunegara, Kabupaten Subang, Jawa Barat (Jabar), Selasa siang. Dalam kecelakaan itu Letnan Satu (Lettu) TNI AU Hengky Jaya, pilot pesawat latih naas tersebut tewas seketika dengan kondisi mengenaskan. Sedangkan Prajurit Dua (Prada) TNI AU Ridi, yang mengalami luka bakar di sekujur tubuh langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Angkatan Udara Salamun, Ciumbuleuit, Bandung. Korban tiba di RS Salamun, Bandung sekitar pukul 14.45 WIB, dan hingga Selasa petang korban masih dalam perawatan intensif di ruang ICU. Hingga Selasa sore, jenazah Hengky masih disemayamkan di Lanud Lapangan Udara (Lanud) Surya Dharma Kalijati Subang. "Kami masih menunggu keluarganya," ujar salah seorang perwira TNI AU yang tidak mau disebutkan namanya. Komandan Lapangan Udara (Lanud) Surya Dharma Kalijati, Subang, Kolonel Penerbang Ras Rendro Bowo mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait dengan jatuhnya pesawat yang telah dimodifikasi di Australia tahun 1984 itu. "Penyebabnya masih dalam penyelidikan," tuturnya. Diperoleh keterangan pesawat yang dibuat tahun 1978 tengah melakukan latihan rutin di sekitar Lanud Surya Dharma Kalijati, Subang. Namun, sekitar pukul 10.30 WIB, pesawat itu tiba-tiba oleng, dan jatuh terbakar. Hingga Selasa sore tim SAR masih melakukan evakuasi di lokasi kejadian. "Kami belum menerima informasi terkait dengan adanya korban dari warga sipil di sekitar lokasi kejadian," tutur salah seorang petugas evakuasi. Kapolres Subang Ajun Komisaris Besar (AKB) Sugiyono, yang dikonfirmasi mengatakan untuk pengusutan lebih lanjut tengah dilakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi. "Saksi yang diperiksa di antaranya warga sekitar," kata Kapolres Sugiyono.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008