Pontianak (ANTARA) - Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Kayong Utara (KKU), Kalimantan Barat Almustahar mengatakan bahwa SMAN 4 Simpang Hilir terancam ditutup karena tidak mampu membiayai kegiatan operasionalnya.

“Terancam ditutup karena jumlah siswanya sedikit. Bahkan untuk biaya manajemen tiga bulan telah mengalami defisit. Jumlah siswa hanya 44 orang. Jumlah siswa yang sedikit ini akan berpengaruh pada jumlah yang diterima sekolah baik dana bantuan operasional sekolah baik dari pusat maupun dari daerah," ujarnya saat dihubungi di KKU, Rabu.

Menurutnya, hitungan besaran bantuan setiap sekolah berdasarkan jumlah siswa dan berdasarkan aturan jumlah syarat minimal siswa di setiap sekolah 60 orang.

"Sekarang jumlah siswa 44 orang, pendaftar tahun ini hanya 12 orang jadi sekarang jika kita nilai dari segi pendanaan itu hampir mustahil dapat memenuhi kebutuhan operasional sekolah. Hal itu kembali karena pendanaan dihitung berdasarkan jumlah siswa baik itu BOS pusat maupun BOS daerah," kata dia.

Dijelaskannya, penyebab siswa yang semakin sedikit ini dikarenakan banyaknya warga setempat mendaftarkan anak ke sekolah lain. Selain itu juga dikarenakan tidak semua sekolah di KKU menggunakan sistem zonasi online. Sehingga masih dapat dimanipulasi.

"Kembali jika melihat siswa semakin sedikit maka kemungkinan besar sekolah tidak mampu menghidupkan dirinya sendiri. Penyebabnya banyaknya calon siswa yang lulusan SMP mendaftar ke Melano atau sekolah lainnya baik di KKU maupun daerah lainnya," katanya.

Selain itu, sekolah yang berada di konsesi perusahaan-perusahaan besar ini menyebabkan anak-anak usia sekolah tersebut memilih untuk bekerja di perusahaan di daerah mereka.

"Penyebab yang lainnya karena banyaknya perusahaan yang beroperasi di sana .Sehingga mereka yang lulusan SMP memilih untuk bekerja," katanya.

Mengenai hal ini pun ia sebagai perwakilan kepala sekolah di KKU sudah melaporkan ke pemerintah provinsi untuk segera ditindaklanjuti.

"Ini sudah saya laporkan ke provinsi dan Insya Allah saya akan ketemu dengan kepala bidang untuk konsultasi langsung karena jika sekolah ini tetap dibiarkan, sekolah ini tidak akan bisa beroperasi karena jumlah dana yang diterima baik dana dari pusat dan daerah sangat jauh dari kebutuhan mereka," jelasnya

Dirinya pun menyayangkan jika sekolah tersebut harus tutup dikarenakan banyak aset sekolah tersebut yang terancam tidak terurus juga, namun jika dibiarkan, sekolah akan mengalami defisit terus-menerus.

"Sekolah ini terancam tutup sedangkan asetnya cukup besar, mereka memiliki ruang kegiatan belajar itu ada enam, terus lab ada dua dan perumahan dinas ada enam," katanya.*

Baca juga: Menhub tutup dua sekolah penerbangan

Pewarta: Dedi /Rizal
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019