Batam (ANTARA News) - Maskapai penerbangan Adam Air menyerahkan flying data recorder dan cockpit voice recorder (FDR dan CVR)) atau yang dikenal kotak hitam pesawat Adam Air KI 292 yang tergelincir di Bandara Hang Nadim kepada Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) di Batam, Selasa. "Karena punya Adam Air, maka kami serahkan ke KNKT untuk diselidiki," kata Safety and Security Officer Agus Dwi. FDR dan CVR diharapkan mengungkap penyebab pesawat yang dipiloti Sudiarto tergelincir. KNKT akan mengirim FDR dan CVR ke Singapura untuk membaca alat itu. "Indonesia belum memiliki alat itu, jadi harus meminjam alat baca FDR dan CVR," kata Ketua KNKT Tatang Kurniadi seraya menambahkan pihaknya belum dapat memastikan kapan alat itu dibawa ke Singapura. FDR merekam segala gerak pesawat, pesawat miring, kecepatannya dan lainnya. Sedangkan CVR alat merekam segala perbincangan di dalam pesawat, ujarnya. Tatang mengatakan, perlu waktu sekitar dua minggu untuk membaca FDR dan CVR, namun hasil data FDR dan CVR tidak dapat diumumkan. Setelah dua minggu, KNKT masih akan melakukan penyelidikan lanjutan. "Menurut ketentuan internasional, penyelidikan membutuhkan waktu 12 bulan," katanya. Sementara itu, KNKT menemukan fakta awal pesawat Adam Air yang tergelincir, landing gear sebelah kanan patah. Dalam tempo 30 hari fakta tersebut akan diberikan kepada pemerintah dan pihak maskapai penerbangan. "Kotak hitam" Adam Air itu bernomor seri 980-6065-073 (CVR) dan 980-4100PXUN (FDR). AdamAir KI-292 rute Jakarta-Batam sekitar pukul 10.20 WIB tergelincir di ujung landasan pacu Bandara Hang Nadim, Batam (10/3). Pesawat B737-400 ini juga sempat menunda pendaratan selama 20 menit dengan ,i>go around karena cuaca buruk. Namun, kemudian pilot memutuskan untuk mendaratkan pesawat. Meski 171 penumpangnya selamat dalam insiden serius itu, namun pesawat tersebut mengalami kerusakan cukup parah di roda pendaratan dan sayapnya.(*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008