Jambi (ANTARA) - Ketua Masyarakat Iktiologi Indonesia Prof. Fajar Raharjo mengatakan bahwa Provinsi Jambi memiliki habitat ikan dan perikanan perairan daratan terbesar di Indonesia.

“Provinsi Jambi memiliki habitat perikanan perairan daratan yang cukup besar, dimana banyak terdapat sungai-sungai di Jambi, meski kita tahu didaerah lainnya juga banyak namun saya melihat habitat perikanan perairan daratan di jambi sangat menarik,” kata Prof. Fajar Raharjo di Jambi, Rabu

Selain itu di Jambi turut didapati habitat perikanan perairan hutan dan perairan gambut. Namun yang sangat disayangkan perhatian terhadap kelestarian perikanan perairan gambut tersebut masih sangat minim.

Prof. Fajar Raharjo berharap kedepan perhatian terhadap kelestarian perikanan perairan gambut tersebut lebih ditingkatkan. Karena spesies perikanan perairan gambut tersebut memiliki banyak jenis dan memiliki keunikan yang beragam.

“Melalui simposium nasional ikan dan perikanan perairan daratan pada hari ini Rabu, (17/7) diharapkan akan dirumuskan suatu rekomendasi terkait penanganan kelestarian ikan perairan gambut, baik di Provinsi Jambi maupun secara umum di Indonesia,” kata Prof.Fajar Raharjo.
Baca juga: Produk ekspor perikanan Indonesia sudah diterima 157 negara
Sementara itu, dijelaskan Prof.Fajar Raharjo, Indonesia merupakan salah satu negara dengan spesies ikan dan perikanan air tawar terbesar di dunia. Dimana terdapat 1.243 spesies perikanan air tawar, yang hidup di danau-danau dan sungai-sungai yang terbentang dari sabang sampai marauke.

Dengan jumlah spesies yang cukup besar tersebut, Indonesia menduduki peringkat ke tiga setelah Negara Brazil dan Tingkok sebagai negara dengan habitat spesies air tawar terbesar. Itu artinya Indonesia memiliki potensi yang cukup besar terhadap perikanan air tawarnya.

“Namun dari segi produksi, kita berada di peringkat enam, setelah Negara Kamboja,” kata Prof.Fajar Raharjo.

Menurut Raharjo cukup kecilnya produksi perikanan air tawar tersebut disebabkan oleh pendataan yang dilakukan belum falid. Dimana pendataan produksi perikanan air tawar tersebut belum dilakukan seperti pendataan pada produksi perikanan air laut.

Salah satu contohnya, pada produksi perikanan air tawar tidak terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) seperti produksi perikanan air laut.

Selain itu, melihat banyaknya spesies perikanan perairan daratan di Indonesia, Prof.Fajar Raharjo berharap di setiap daerah memiliki ikon ikan endemik. Karena habitat perikanan perairan daratan setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing.
Baca juga: Aliansi baru perikanan tuna Indonesia diluncurkan
Baca juga: KKP luncurkan kawasan tambak kakap putih pertama di Indonesia

Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019