Teheran (ANTARA News) - Kunjungan kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Iran, 10-12 Maret 2008, menyisakan kisah tersendiri bagi para peserta rombongan yang wanita. Hal itu terutama diakibatkan oleh karena adat kebiasaan di negeri itu yang mengharuskan kaum wanita mengenakan busana muslim berwarna gelap yang menutup seluruh badan kecuali wajah. Satu jam sebelum pesawat kepresidenan Airbus 330-300 yang membawa Presiden Yudhoyono beserta rombongan mendarat di bandara internasional Mehrabad, Teheran, Iran, Senin para anggota rombongan yang wanita sibuk membongkar tas masing-masing untuk mengeluarkan baju panjang dan kerudung berwarna hitam. Suasana pesawat kepresidenan pun menjadi lebih riuh ketika sesama anggota rombongan saling membantu rekannya mengenakan kerudung mengingat hampir sebagian besar wanita yang turut di dalam rombongan Kepala Negara tidak mengenakan baju muslim. Para staf kepresidenan termasuk para ajudan dan wartawati tidak terkecuali harus mematuhi anjuran itu. Namun di saat sejumlah orang masih sibuk melilitkan kain untuk menutup kepalanya, sejumlah staf kepresidenan telah melenggang dengan santai mengemasi barang-barang bawaannya. Usut punya usut, mereka ternyata berpikir lebih praktis dengan membawa kerudung yang telah siap pakai --sudah dijahit seluruh sisinya sehingga tinggal dipakai seperti memakai topi. Seusai acara "ganti-penampilan" itu, sejumlah orang juga sibuk berfoto, terutama mereka yang kebetulan non-Muslim, sehingga itu adalah kali pertamanya mengenakan kerudung. Dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Kepala Negara selama di Iran, kaum wanita memang dianjurkan mengenakan baju abaya/rufus sedangkan para pria mengenakan kemeja lengan panjang. Bagi beberapa orang yang tidak terbiasa, mengenakan baju panjang sambil membawa sejumlah perlengkapan kerja dapat sangat merepotkan, apalagi ketika diburu waktu sehingga harus berlari. Pihak KBRI Teheran juga menganjurkan agar para peserta rombongan tidak merokok di tempat umum dan mengucapkan kata "salam" sebagai pengganti "hai" atau "hallo". Di Iran juga tabu bagi wanita untuk mendendangkan lagu di depan umum atau bersalaman antara pria dan wanita.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008