Jakarta (ANTARA News) - Telegram beberapa tahun lalu menjadi sarana efektif untuk menyampaikan pesan penting sebelum ada telepon seluler dengan fasilitas SMS. Telegram biasanya digunakan untuk mengirim pesan yang sangat penting serta mendadak. Misalnya pemberitahuan soal berita dukacita. Bagi Wapres M Jusuf Kalla, telegram pernah digunakannya untuk mengirim pesan soal kekalahan klub sepakbola Persib Bandung. "Suatu ketika ada pertandingan sepakbola Persib Bandung melawan PSM Makasar," kata Wapres memulai cerita pada peluncuran buku Hakim Konstitusi Ahmad Rustandi berjudul "Mengapa Saya Berbeda Pendapat". Sejak beberapa tahun lalu, Wapres mengaku telah berkawan akrab dengan Ahmad Rustandi. Setidaknya sewaktu sama-sama menjadi anggota DPR. "Saat itu, tentu saya menjagoi PSM dan Pak Ahmad Rustandi pasti membela Persib. Nah, dalam pertandingan itu Persib kalah," kata Wapres. Karena saking akrabnya, tambah Wapres, keduanya selalu berdebat soal sepakbola ini. Silang pendapat selalu mewarnai keakraban di antara keduanya. "Nah saat itu, saya kirim telegarm isinya "Selamat berdukacita atas kekalahan Persib," kata Wapres sambil tersenyum. Namun, Wapres dengan cepat akhirnya meminta maaf kepada Ahmad Rustandi. "Tadi saya sempat baca di buku ini, dan saya minta maaf Pak Rustandi. Karena ternyata telegram saya waktu itu dibaca Pak Rustandi dan anak dengan perasaan berdebar. Waduh telegram siapa ini. Siapa yang meninggal?" kata Wapres. Wapres melanjutkan bahwa pada waktu itu, telegram lebih umum digunakan masyarakat untuk menyampaikan pesan soal berita dukacita atau kematian. "Jadi sekali lagi saya minta maaf Pak Rustandi," kata Wapres kali ini dengan nada serius. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008