Pekanbaru (ANTARA News) - Menanggapi aksi unjuk rasa yang dilakukan organisasi massa Sentral Gerakan Rakyat Riau (SEGERA), PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) membantah telah menguasai hasil pengelolaan aset nasional tambang minyak di Provinsi Riau. "Dalam salah satu ketentuan Kontrak Bagi Hasil tertulis bahwa semua aset yang dikelola oleh CPI merupakan aset pemerintah Republik Indonesia," kata Manager Communications & Media Relations PT. Chevron Pacific Indonesia, Hanafi Kadir di Pekanbaru, Senin. Ia menambahkan, PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) hanya merupakan kontraktor Kontrak Bagi Hasil dari Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh BP Migas. Dalam menjalankan operasinya Chevron senantiasa memegang teguh aturan-aturan dalam kontrak dan mematuhi semua perundang-undangan dan peraturan-peraturan yang berlaku. Bahkan, pada saat ini CPI sedang memfokuskan kegiatan operasi untuk mendukung target produksi nasional pemerintah sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan Indonesia dan para pemegang saham. Sebelumnya, ratusan massa SEGERA pada Senin pagi memblokir pintu masuk Chevron di Rumbai. Dalam pernyataan sikapnya, massa menuntut pemerintah baik pusat maupun daerah untuk melakukan nasionalisasi aset tambang yang selama ini dikuasai oleh perusahaan asing. Sekretaris Umum SEGERA, Riza Zuhelmi mengatakan nasionalisasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan ekonomi negara. "Pembiayaan untuk pendidikan dan kesehatan gratis bagi masyarakat dapat dilakukan dengan melakukan nasionalisasi aset tambang yang selama ini dikuasai oleh perusahaan asing," katanya seraya menambahkan bahwa penguasaan aset nasional oleh asing sangat merugikan bangsa. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008