Bandung (ANTARA News) - Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof DR Joko Santoso, menyatakan bahwa tidak setuju bila ada dua jalur seleksi nasional masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan hanya akan menyepakati seleksi ujian saringan masuk yang disepakati secara nasional.
"Terus terang saja, ini bikin ITB bingung, apalagi masyarakat, mau ambil yang mana mereka. Bila ada dua ujian saringan masuk nasional, maka kami akan menolak," kata Joko Santoso, di Bandung, Senin.
Ia menyebutkan, ITB belum menetapkan sikap terkait keluarnya 41 PTN dari Perhimpungan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
"Masih menunggu perkembangan, namun saya yakin masalah ini bisa dibicarakan satu meja, pasti ada jalan keluar terbaik lah," kata Joko.
Menurut dia, permasalahan terkait Perhimpunan SPMB terutama dalam pengelolaan pendaftaran para calon mahasiswa baru itu, bisa dimusyawarahkan dengan seluruh perguruan tinggi negeri.
Ia berharap, masalahnya hanya dari teknis mengurusi administrasi keuangan saja, dan ia optimis bisa diselesaikan dalam beberapa hari ke depan.
"Waktu menjelang pendaftaran kan masih ada, cukup untuk membicarakan hal ini. Tapi, saya minta jangan sampai masyarakat jadi bingung," katanya menegaskan.
Ia menyatakan, mafhum dengan apa yang diprotes oleh para rektor itu.
Bagi ITB sendiri, kata dia, apapun namanya saringan masuk PTN itu tidak menjadi masalah, namun yang paling utama adalah kesepakatan nasional dan tidak jalan sendiri-sendiri.
"Apapun namanya tak soal bagi ITB, yang jelas harus ada kesepakatan nasional dengan semangat persatuan nasional," katanya.
Menurut Joko, saringan masuk SPMB merupakan salah satu dari empat jenis penjaringan mahasiswa baru yang digelar setiap tahun ajaran baru untuk ITB.
Tiga jalur seleksi atau saringan ke ITB lainnya adalah Kemitraan Nusantara yang menampung pelajar `jempolan` atau bibit unggul dari setiap daerah di Indonesia, saringan ujian masuk di daerah-daerah serta ujian masuk terpusat di ITB. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008