Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Senin sorei merosot tajam menembus angka Rp9.100 per dolar AS, karena pelaku berlanjut melakukan spekulasi melepas rupiah menjelang bank sentral AS (The Fed) menurunkan suku bunganya.Nilai tukar rupiah turun menjadi Rp9.155/9.160 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu yang mencapai Rp9.060/9.077 per dolar AS atau melemah 95 poin.Analis Valas PT Bank Saudara, Rully Nova di Jakarta mengatakan, pelaku pasar semakin aktif melepas rupiah dan membeli dolar AS yang terpicu oleh menguat harga minyak mentah dunia. Pelaku lokal terutama dari BUMN seperti Pertamina dan PLN membeli dolar AS untuk memenuhi kebutuhan minyaknya, katanya. Faktor lain, menurut dia yang juga menekan rupiah, karena kejatuhan bursa global, sehingga mereka cenderung melepas mata uang lndonesia. "Kami memperkirakan koreksi terhadap rupiah merupakan taktik pelaku pasar menjelang pertemuan The Fed pada 18 Maret nanti," katanya. Ia mengatakan, kenaikan rupiah yang cukup tajam sebelumnya mendorong pelaku juga berusaha melepas mata uang lokal itu dalam upaya mencari untung. Jadi koreksi harga yang terjadi saat ini sebenar cukup baik bagi pergerakan rupiah, apabila The Fed nanti menurunkan suku bunganya yang akan mendorong rupiah kembali menguat, katanya The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunganya sebesar 75 basis poin menjadi 2,25 persen dari sebelumnya 3 persen, ujarnya. Penurunan bunga Fedfund itu, menurut dia akan kembali memicu rupiah menguat hingga di bawah angka Rp9.000 per dolar AS, karena itu koreksi harga terhadap rupiah saat ini dinilai cukup baik. "Kami optimis pasar akan kembali membeli rupiah yang memicu mata uang lokal itu naik tajam, hingga meliwati angka Rp9.000 per dolar AS," ucapnya. Sementara itu, dolar AS terhadap yen dan euro melemah, karena tingginya kekhawatiran pelaku pasar asing terhadap pertumbuhan ekonomi AS yang menuju ke resesi. Dolar AS terhadap yen turun 0,5 persen menjadi 102,22 dan euro terhadap dolar AS menguat 0,3 persen jadi 1,5390.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008