Mataram (ANTARA News) - Stasiun Meteorologi Selaparang Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta operator penyeberangan lintas Lembara (NTB)-Padangbai (Bali) mewaspadai cuaca buruk di perairan itu yang berpotensi menimbulkan gelombang setinggi 2,5 hingga 3 meter.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi, Staisun Meteorologi Selaparang Mataram Catur Winarni di Mataram Sabtu mengatakan, sejak Jumat malam (9/1) kecepatan angin maksimal 15 hingga 25 knot yang mengakibatkan tinggi gelombang mencapai 2,5 hingga 3 meter.
"Karena itu cuaca buruk disertai hujan dan angin kencang perlu diwaspadai karena tinggi gelombang maksimal mencapai 2,5 hingga 3 meter, ini cukup membahayakan keselamatan penyeberangan dan pelayaran," ujarnya.
Pihak Stasiun Meteorologi Selaparang terus memberikan informasi mengenai perkembangan cuaca tersebut secara berkala untuk dijadikan panduan oleh pihak penyeberangan dan pelayaran.
Selain itu cuaca buruk sekarang ini juga berpengaruh terhadap kegiatan penerbangan dari dan ke Bandara Selaparang mengingat jarak pandang hanya sekitar satu kilometer.
Untuk mengantisipasi perkembangan cuaca tersebut pihak Stasiun Meteorologi Selaparang terus memberikan informasi yang dijadikan acuan untuk kegiatan penerbangan.
Pihak PT. Angkasa Pura I Bandara Selaparang memberlakukan sistem buka-tutup penerbangan karena cuaca buruk yakni hujan deras disertai angin kencang sejak Jumat (9/10) malam.
Aktivitas penerbangan sempat ditutup pada Sabtu (10/1) dini hari karena cuaca buruk disertai awan tebal, hujan deras dan angin kencang, Pesawat Lion Air yang mengangkut jamaah haji asal NTB dari Bandara Juanda Surabaya yang akan mendarat di Bandara Selaparang, pukul 02.00 Wita dan 03.00 Wita namun terpaksa dibatalkan dan diarahkan kembali ke Bandara Juanda karena cuaca terus memburuk.
Pesawat itu sempat berputar-putar di udara sambil menunggu perubahan cuaca yang memungkinkan untuk pendaratan di Bandara Selaparang, sehingga menarik perhatian warga Mataram.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009