Jakarta (ANTARA) - Perancang busana Musa Widyatmodjo menilai pentingnya edukasi orang tua kepada anak-anaknya dalam upaya pelestarian kembali kebaya,
"Masalahnya adalah edukasi. Apakah anak-anak dikenali sama kebaya? Orang tua tidak menurunkan ilmu itu ke anak-anaknya. Padahal itu kewajiban kita,” kata Musa kala menjadi pembicara dalam diskusi tentang kebaya yang digelar di Museum Nasional Jakarta, Selasa.
.
Padahal untuk sampai ke tahap menghargai, seseorang perlu terlebih dahulu belajar, mengenal, kemudian mencintai, dan memahami. “Kemudian menghargai Indonesia. Itu PR kita semua,” ucap dia.
Di Indonesia, sebetulnya budaya berkain adalah budaya yang telah lama ada. Warisan kain Indonesia bertebaran dari Sabang sampai Merauke.
Sayangnya karena tak dibiasakan, memakai kain menjadi aneh dan dianggap tidak wajar.
“Saya pakai kain dianggap aneh, tapi di Bali, NTT ya wajar. Jadi kebudayaan adalah sesuatu yang diterima oleh kebanyakan orang di eranya,” ucap dia.
Salah satu cara mengedukasi itu di antaranya bisa lewat pagelaran-pagelaran. Lewat pagelaran ini, orang akan punya alasan untuk berkebaya.
“Kebaya bisa lestari karena ada event-event. Jadi itu harus diciptakan. Ini tugas kita mengedukasi semua pihak dari level paling atas sampai paling bawah,” ucap dia.
Baca juga: Perancang Musa Widyatmodjo sebut penggunaan kebaya punya "resep"
Baca juga: Pegiat: perlu upaya kenalkan kebaya sebagai pakaian sehari-hari
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019