Lombok Tengah, NTB (ANTARA) - Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyelesaikan investigasi lapangan helikopter B206L4 PK-CDV milik PT Carpediem Air yang jatuh di areal persawahan di Dusun Gilik, Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
General Manager PT Angkasa Pura I Lombok International Airport (LIA) Nugroho Jati di Lombok Tengah, Selasa mengatakan tim KNKT sudah menuntaskan pengecekan kondisi helikopter tersebut. Namun, tim KNKT belum bisa menyimpulkan penyebab terjatuhnya Helikopter type B206L4, karena masih memerlukan analisa lebih lanjut.
"Tim KNKT belum bisa menyimpulkan penyebab terjadinya pendaratan, karena masih memerlukan analisa lebih lanjut," ujarnya.
Sedangkan, untuk evakuasi pesawat dari areal persawahan, pihaknya belum bisa memastikan kapan akan dilakukan, karena tergantung dari pemilik helikopter tersebut.
"Belum tahu kita, karena evakuasi menjadi tanggung jawab pemilik pesawat heli," terang Nugroho.
Sementara itu, untuk seluruh penumpang sudah diterbangkan ke Bali untuk mendapat tindakan medis lebih lanjut dan pilotnya sudah kembali ke Jakarta.
Baca juga: Helikopter angkut 3 WNA jatuh di luar pagar Bandara Lombok
"Manajemen Angkasa Pura I LIA mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi yang setinggi tingginya atas kerjasamanya dan kontribusi dari Komite Penangulangan Keadaan Darurat LIA serta masyarakat sekitar atas penanganan proses evakuasi," katanya.
Diketahui, sejak Senin (15/7) Tim KNKT melakukan investigasi helikopter B206L4 milik PT Carpediem Air yang jatuh di areal persawahan di Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Hasil investigasi sementara di lokasi jatuhnya helikopter tersebut, KNKT menemukan bukti bahwa tanki bahan bakar helikopter dalam keadaan kosong.
"Tadi kami memeriksa tankinya kebetulan kosong, tapi kita perlu teliti kenapa bisa kosong," ungkap Tenaga Ahli KNKT Masruri.
Ia mengaku, belum mengetahui apa penyebab tanki bahan bakar helikopter B206L4 milik PT Carpediem Air itu bisa kosong.
"Kami tidak tahu apakah karena dampak benturan atau apa. Karena itu kita masih menggali lebih jauh. Tapi kenapa kosong itu yang kita coba dalami," katanya.
Baca juga: Penyebab jatuhnya helikopter di Lombok tunggu investigasi KNKT
Meski demikian, diakuinya kelayakan helikopter tersebut dalam kondisi laik terbang.
"Kelayakan pesawat sudah pasti laik karena sudah diterbangkan. Mana ada pilot yang menerbangkan kalau tidak laik pesawat. Jadi tidak ada pilot yang mau menerbangkan pesawat kalau tidak laik terbang," jelas Masruri.
Kendati laik terbang, Masruri menyatakan KNKT belum dapat memastikan penyebab jatuhnya helikopter tersebut, mengingat saat ini KNKT masih mengumpulkan data lapangan baik data yang ada di bangkai helikopter maupun data kantor.
"Kami masih mencari informasi fakta-fakta yang bisa membantu kami untuk identifikasi dan kami belum menemukan hal-hal yang signifikan untuk dijadikan bahan analisa, kenapa helikopter ini mendarat di sana," katanya.
Baca juga: Tim gabungan amankan lokasi jatuhnya Helikopter di Lombok
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019