Palembang (ANTARA News) - RA Sri Sudarini atau yang lebih dikenal dengan nama Rini S Bono agak lesu kendati gerakannya masih bersemangat, baik ketika melayani puteranya Sean Ricardo Gelael (11) yang sedang mengikuti reli, maupun ketika menjawab pertanyaan wartawan yang mengerubunginya di dalam tenda tim reli mereka di kawasan Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Minggu. "Saya kurang tidur dalam 10 hari ini," katanya sembari mencoba menghindar dari bidikan kamera beberapa wartawan foto yang juga berdatangan ke dalam tenda Tim Reli Serge KFC, yang tampil sebagai juara dalam reli mobil nasional yang diadakan di dalam perkebunan karet di Banyuasin Sejak Sabtu (8/3). Apa pasalnya sehingga mantan artis kondang tahun 80-an itu kurang tidur hingga 10 hari? "Ketika akan mengikuti reli ini, Sean panas dan meriang badannya, sedangkan Papanya (Ricardo Gelael) terkena demam berdarah," kata Rini, yang pernah bermain dalam film Bintang Kejora (1986), Musang Berjanggut (1983), Cintaku di Way Kambas, Perempuan Dalam Pasungan, dan banyak film lainnya. Sean, kelahiran 1 Nopember 1996, pelajar di SD Citabuana Cilandak Jakarta,-- dan pernah mendapat penghargaan dari MURI sebagai navigator termuda nasional, tampil sebagai juara di reli Banyuasin, mendampingi driver David Maslen dari Inggris sedangkan sang ayah, Ricardo Gelael yang berpasangan dengan navigator Tony Sircombe, juara dunia navigator PWRC 2007 dari Selandia Baru, berada di posisi keempat klasemen keseluruhan. "Saya mengurusi mereka berdua yang sakit, padahal perlombaan reli ini sudah semakin dekat waktunya. Untunglah kesehatan fisik mereka cepat pulih sehingga dapat ikut berlomba, bahkan tampil sebagai juara. Saya tidak putus-putusnya berdoa agar mereka selamat," kata Rini, yang pernah bermain dalam sinetron Pulang di TVRI bersama Didi Petet, Niniek L Karim dan Cok Simbara. "Masih ingin main film atau sinetron?" tanya wartawan. "Ya lihat nanti-nanti saja deh," tutur Rini, putri aktor terkenal S Bono (alm). Rini pun sibuk pula meminta Sean dan Ricardo agar mengisi perut mereka, karena ketika itu sudah tengah hari, sementara mereka masih harus adu kecepatan dalam lintasan di perkebunan karet dan kelapa sawit itu. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008