Sampai saat ini sudah ada penyuluh agama Konghucu dan Hindu. Sedangkan penyuluh agama Budha, Katholik, dan Protestan belum ada. Oleh karena, kami berharap Kemenag menambah jumlah petugas penyuluh agama yang diisi oleh agama tersebut."

Pekalongan (ANTARA) - Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mengajak masyarakat menghindari paham radikal yang nantinya bisa menimbulkan gangguan stabilitas keamanan dan persatuan antarumat beragama.

Ketua FKUB Kota Pekalongan Ahmad Marzuqi di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa para penyuluh agama yang menjadi penggerak kerukunan dan kedamaian umat yang majemuk ini seyogyanya memberikan pemahaman pada masyarakat terhadap pentingnya menjaga kerukunan dan persatuan.

Baca juga: Tjahjo: Potensi radikalisme kaum terdidik harus segera diselesaikan

Baca juga: Presiden: Terorisme dan radikalisme masih menjadi tantangan serius

Baca juga: Istana jelaskan anggota TNI terlibat radikalisme dapat dipecat

"Penyuluh agama tidak sebatas menjadi penerang umat beragama masing-masing namun perlu menjadi penyuluh kehidupan agama yang menciptakan sikap toleransi dan menciptakan suasana ramah agama," katanya.

Ia berharap pada Kementerian Agama agar bisa menambah jumlah petugas penyuluh agama yang berasal dari agama non-Islam.

Saat ini, kata dia, petugas penyuluh agama sebagian besar diisi dari agama Islam sehingga ke depan perlu ada penambahan jumlah petugas penyuluh agama non-Islam.

"Sampai saat ini sudah ada penyuluh agama Konghucu dan Hindu. Sedangkan penyuluh agama Budha, Katholik, dan Protestan belum ada. Oleh karena, kami berharap Kemenag menambah jumlah petugas penyuluh agama yang diisi oleh agama tersebut," katanya.

Kepala Kantor Kemenag Kota Pekalongan Akhmad Mundakir mengatakan banyak hal tentang peningkatan peran penyuluh agama pada era kemajuan teknologi modern.

"Oleh karena, kami berharap dengan pesatnya kemajuan teknologi ini masyarakat agar menggunakan dengan baik," katanya.

Pewarta: Kutnadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019