Kediri (ANTARA News) - Orang tua bayi kembar siam, Sunoto (24), langsung pingsan saat jenazah kedua anaknya yang dempet bagian perutnya itu tiba di rumahnya di Dusun/Desa Ringinpitu, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Minggu sekitar pukul 18.15 WIB. Sekitar 30 menit kemudian, kedua bayi perempuan bernama Nur Aini dan Nur Aina itu dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat setelah disalati sejumlah tetangga dan para pelayat lainnya. Sebelumnya seseorang yang mengaku sebagai kerabat Sunoto sempat melarang wartawan cetak dan elektronik yang hendak meliput kedatangan jenazah dua bayi kembar siam itu. Dia merasa kecewa dengan pemberitaan yang menyebutkan, bayi kembar siam yang lahir di RS Amelia, Pare, Kabupaten Kediri, Sabtu (8/3) siang sekitar pukul 13.10 WIB itu tak akan bertahan hidup. Sementara itu ibu bayi kembar siam, Puji Puspitawati (19), sampai saat ini masih menjalani perawatan secara intensif pascabedah cesar. "Kondisi ibu bayi masih lemah dan cairan injeksi pascabedah masih belum habis sehingga belum diizinkan pulang," kata Wulan, petugas perawatan RS Amelia, Pare. Menurut dia, sampai saat ini Puji Puspitawati belum diberitahu jika anaknya yang dilahirkan melalui bedah cesar itu meninggal dunia di RSUD dr Soetomo, Surabaya. Nur Aini dan Nur Aini praktis hanya bertahan hidup selama sekitar 24 jam. Bayi kembar siam itu lahir Sabtu pukul 13.10 WIB di RS Amelia kemudian malamnya dirujuk ke RSUD dr Soetomo dan meninggal dunia, Minggu siang pukul 13.30 WIB. Anggota tim medis kembar siam RSUD Dr Soetomo Surabaya, dr Agus Harianto, SpAK mengatakan, kondisi fisik bayi kembar siam itu memang kritis sejak lahir. "Karena itu, kami hanya mampu melakukan tindakan-tindakan agar dia tetap survive, tapi harapan hidupnya memang tipis sejak ditempatkan di ruang NICU IRD RSUD dr Soetomo Surabaya," katanya. Bahkan, kondisi Nur Aini dan Nur Aina lebih buruk dibanding beberapa kembar siam yang masuk RSUD dr Soetomo Surabaya beberapa waktu sebelumnya. Dari hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan tim medis kembar siam RSUD dr Soetomo, bayi kembar siam itu hanya memiliki satu bilik jantung dan beberapa organ tubuhnya juga menyatu. Selain itu, dinding perut bagian bawah bayi kembar siam itu juga terbuka, sehingga ususnya tampak keluar dan secara medis memang sangat sulit dipisahkan. Sementara itu Kabag Humas Pemkab Kediri, Sigit Rahardjo mengatakan, biaya operasi cesar dan perawatan pasca persalinan ditanggung pemerintah daerah setempat. "Semua biaya perawatan ibu bayi kembar siam itu, kami yang menanggungnya. Sedang selama berada di Surabaya sampai biaya pemulangan jenazah, ditanggung oleh pihak RSUD dr Soetomo," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008