Bagan Siapiapi (ANTARAn News) - Bupati Rokan Hilir Annas Maamun menyatakan sedikitnya 106.000 warga di daerah pesisir kabupaten tersebut masih hidup terisolir karena minimnya infrastruktur. "Daerah pesisir Rokan Hilir masih terbelakang dan terisolir," kata Annas di Bagan Siapiapi, akhir pekan ini. Rokan Hilir merupakan kabupaten muda di Provinsi Riau setelah dimekarkan dari Kabupaten Bengkalis pada 1999. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada tahun ini mencapai Rp1,8 triliun. Kawasan pesisir ini masih terisolir karena belum memiliki akses jalan yang memadai. Akibatnya, sektor ekonomi di kawasan itu tidak berkembang sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat setempat sangat rendah. Menurut Annas, jumlah warga pesisir yang terisolir mencapai 22 persen dari total penduduk kabupaten sekitar 482.000 orang. Mayoritas penduduknya sebagai nelayan tradisional dan tersebar di sepanjang garis pantai yang panjangnya sekitar 200 kilometer. Ia mengatakan kondisi nelayan semakin diperparah karena mereka kalah saing dengan nelayan asing yang kerap mencari ikan hingga laut Rokan Hilir. Nelayan setempat masih bertumpu pada peralatan tradisional dan setiap ombak laut tinggi mereka tidak bisa melaut. Hal tersebut sangat ironis karena daerah ini pernah berkembang pesat setelah Belanda membangun pelabuhan modern dan terlengkap untuk mengimbangi pelabuhan lainnya di Selat Malaka pada masa Perang Dunia I. Pada masanya, ujar Annas, daerah itu adalah penopang untuk Bagan Siapiapi sebagai salah satu penghasil ikan tangkapan terbesar di Asia Tenggara. "Sektor perikanan terus merosot bukan karena kehabisan ikan, tapi karena nelayan kalah bersaing dengan nelayan dari Thailand yang punya peralatan lebih canggih," katanya. Annas mengatakan pemerintah setempat telah berkomitmen untuk membuka isolasi kawasan pesisir Rokan Hilir dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sana. Salah satunya adalah dengan membangun jalan di sepanjang 200 kilometer di pesisir agar pembangunan dapat menjangkau daerah itu. Rencana pembangunan jalan akan dilakukan secara bertahap dan dimulai tahun ini. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008