Masih berdasarkan kajian tersebut, VP Corporate Services Inpex Masela, Nico Muhyidin, juga menyatakan bahwa dampak dari pengelolaan Lapangan Gas Abadi Blok Masela juga akan memiliki efek berganda lainnya.
Jakarta (ANTARA) - Pengelolaan Lapangan Gas Abadi di Blok Masela untuk menghasilkan LNG yang telah disetujui oleh pemerintah untuk dikembangan oleh Inpex Corporation berpotensi membuka lapangan pekerjaan kepada sebanyak 73.000 orang selama periode 33 tahun.
"Proyek ini dapat berkontribusi besar bagi Indonesia," kata VP Asia Project Inpex Corporation Kenji Kawano dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Hal tersebut berdasarkan penelitian ilmiah oleh Universitas Indonesia dan Universitas Pattimura Ambon pada 2018 dengan asumsi fase konstruksi tahun 2022 sampai akhir fase produksi pada 2055.
Masih berdasarkan kajian tersebut, VP Corporate Services Inpex Masela, Nico Muhyidin, juga menyatakan bahwa dampak dari pengelolaan Lapangan Gas Abadi Blok Masela juga akan memiliki efek berganda lainnya.
"Multiplier effect yang berdampak langsung selain pertambangan juga industri manufaktur, pertanian, keuangan, real estat, perdagangan, hotel dan restoran, transportasi dan komunikasi, serta lainnya," paparnya.
Namun, Nico juga menyebutkan bahwa hasil kajian efek berganda ini adalah hasil indikatif, dan sesuai dengan ketentuan kontrak bagi hasil di Indonesia, tanggung jawab dari kontraktor/investor (dalam hal ini Inpex) adalah melakukan eksplorasi, eksploitasi dan pengembangan minyak atau cadangan gas.
Sebagaimana diwartakan, Inpex Corporation melalui anak perusahaannya Inpex Masela telah menerima persetujuan secara resmi dari jajaran instansi pemerintah terkait revisi rencana pengembangan (PoD) LNG oleh Proyek Abadi pada Blok Masela di Maluku, Indonesia.
"Ketika Lapangan Abadi mulai beroperasi, proyek ini akan menjadi sumber utama pasokan LNG yang stabil bagi Indonesia serta di kawasan Asia dan Jepang dalam jangka panjang," kata President & CEO Inpex Takayuki Ueda.
Baca juga: Pemerintah setujui revisi pengembangan LNG Blok Masela kepada Inpex
Baca juga: Presiden gembira persetujuan pengembangan Blok Masela tercapai
Ia juga menyatakan, proyek tersebut akan berkontribusi secara signifikan termasuk pembangunan kapasitas nasional Indonesia dan membawa efek berganda khususnya di kawasan Indonesia timur.
Menurut Takayuki Ueda, karakteristik proyek yang berdasarkan revisi PoD sekarang ini cukup kompetitif dan keekonomiannya sangat masuk akal karena Lapangan Gas Abadi mempunyai produktivitas reservoir yang sangat bagus dan merupakan salah satu sumber gas terbesar yang ada di dunia.
Selanjutnya, Inpex akan terus bekerja sama bersama Shell sebagai mitra kerja guna memulai aktivitas persiapan yang diperlukan dalam rangka kegiatan FEED (Front End Engineering Design), di mana persiapan utamanya antara lain mobilisasi personil untuk memilih kontraktor FEED.
Baca juga: Menteri ESDM teken revisi Rencana Pengembangan Blok Masela
Baca juga: Status lahan untuk infrastruktur Blok Masela diminta diperjelas
Proyek Abadi adalah proyek pengembangan LNG skala besar terintegrasi pertama yang dioperasikan oleh Inpex di Indonesia sebagai operator sesudah proyek LNG Ichthys di Australia.
Pemerintah juga telah menyetujui alokasi tambahan waktu tujuh tahun dan perpanjangan kontrak kerja sama 20 tahun yang akan berakhir di tahun 2028, diperpanjang jangka waktunya hingga tanggal 15 November 2055.
Pengembangan hulu migas di Masela diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan produksi gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) per tahun atau sekitar 9.5 juta ton LNG per tahun dan 150 mmscfd gas pipa, dengan target onstream pada tahun 2027.
Baca juga: Pengembangan Blok Masela diyakini picu investasi migas
Baca juga: Pemerintah-Inpex sepakati kembangkan Blok Masela
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Apep Suhendar
Copyright © ANTARA 2019