Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan Diah Maulida menegaskan, harga patokan ekspor (HPE) crude palm oil (CPO) di Indonesia akan terus mengikuti pergerakan harga CPO internasional.
"Kalau harga CPO internasional naik terus seperti sekarang, HPE-nya juga akan naik," ujarnya di Jakarta, Minggu.
Diah menyebutkan, penetapan HPE CPO dilakukan melalui tim interdep yang beranggotakan unsur Departemen Pertanian, Departemen Keuangan, Departemen Perdagangan serta asosiasi-asosiasi terkait.
"HPE untuk CPO itu dihitung dengan cermat dengan melibatkan semua pemangku kepentingan. Ada rumusannya. Tidak dikarang-karang atau begitu saja turun dari langit," jelasnya.
Sebelumnya HPE CPO terus melambung seiring meningkatnya harga CPO di Rotterdam yang selama ini menjadi harga referensi dunia, termasuk dalam penetapan HPE di Indonesia.
Secara berurutan sejak Januari hingga Maret 2008, pemerintah Indonesia melalui Departemen Perdagangan menetapkan HPE CPO 869 dolar AS per metrik ton (MT), 944 dolar dan 988 dolar per MT.
Seperti HPE CPO untuk Maret 2008, pemerintah telah menetapkan sebesar 988 dolar per MT dengan harga referensi Rotterdam rata-rata sebulan sebelumnya 1.064 dolar per MT.
Terhadap HPE yang terlihat lebih rendah dari harga referensi Rotterdam karena selisihnya mencapai 76 dolar AS, Diah mengatakan, pengurangan itu karena faktor-faktor biaya seperti biaya pengapalan, biaya asuransi dan beberapa biaya lain yang lazim dalam ekspor CPO.
Adanya selisih antara HPE yang menjadi patokan untuk pungutan ekspor (PE) tersebut, besarannya bervariasi antara 70-an sampai 100-an dolar AS/MT yang dipengaruhi faktor-faktor biaya dalam ekspor CPO.
Diah menyebutkan, untuk biaya pengapalan saja selalu berubah sesuai lokasi pelabuhan, jenis dan ukuran kapal, harga BBM yang dipengaruhi harga minyak dunia, serta biaya pungutan bungker (bunker surcharge).
"Yang jelas HPE ditentukan berdasarkan harga rata-rata internasional sebulan sebelumnya dikurangi faktor-faktor biaya," jelasnya.
Besaran HPE sendiri, ujarnya, akan ditinjau setiap bulan sesuai
dinamika di pasar serta faktor lain yang mempengaruhinya.
Yang jelas, HPE telah ditentukan dengan sangat matang dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Jadi selama harga minyak dunia masih naik turun, sangat berpotensi mempengaruhi harga CPO dunia.
Harga CPO di Rotterdam sendiri, terus menunjukkan tren naik, seperti pada Selasa (4/3) telah mencapai rekor baru 1.395 dolar AS/MT.
Sementara Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu saat rapat kerja Departemen Perdagangan dengan Komisi VI DPR, belum lama ini mengatakan pemerintah tidak akan melarang maupun membatasi ekspor CPO, walaupun harga CPO dunia terus melambung.
Namun pemerintah menetapkan patokan ekspor progresif untuk Maret ditetapkan 10 persen, mengingat patokan harga rata-rata CPO
di Rotterdam sebesar 1.068 dolar AS/MT.
(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008