Jakarta (ANTARA) - Direktur agensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Program Pembangunan (UNDP) Indonesia Christophe Bahuet mengatakan bantuan dana dari Indonesia sebesar satu juta dolar AS, atau sekitar Rp14 miliar, akan digunakan untuk mencari solusi nyata atas ancaman perubahan iklim di negara-negara kepulauan.
“Kontribusi dari Indonesia akan digunakan secara konkret untuk beberapa inisatif, seperti studi, pertukaran pengalaman dan mempertemukan perwakilan negara-negara anggota Archipelagic and Island States Forum (forum negara-negara kepulauan/AIS),” kata Bahuet saat dijumpai usai penandatanganan dokumen bantuan dana dari Indonesia ke forum tersebut di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Indonesia hibahkan 1 juta dolar AS hadapi ancaman perubahan iklim
Bahuet menambahkan, selain melibatkan pejabat negara-negara terkait, usaha menghadapi ancaman krisis iklim itu juga akan menggandeng mereka yang dapat memberikan solusi inovatif dan nyata.
“Orang-orang yang terlibat untuk benar-benar mengatasi perubahan iklim, membawa pengusaha kecil dan pendiri usaha rintisan untuk menghasilkan solusi nyata,” katanya.
Direktur UNDP Indonesia pun menegaskan AIS merupakan wadah bagi negara-negara anggota untuk mencari solusi nyata dan bukan hanya sebatas forum diskusi sehingga UNDP memberikan dukungan penuh.
Karena itu, hibah dari Indonesia dianggap sebagai langkah yang tepat untuk terus memperkuat kerjasama antarnegara anggota AIS.
“Kami dari UNDP dan Indonesia terus bekerjasama untuk mempersatukan negara-negara anggota AIS dan merundingkan masalah yang muncul dalam pembangunan. Tak hanya dari sisi pemerintah namun juga sektor swasta,” katanya.
Baca juga: UNDP: negara kepulauan hadapi tantangan lindungi laut
Menurut Bahuet, ada banyak agenda terkait mitigasi perubahan iklim yang akan diimplementasikan di masa depan, salah satunya seminar yang akan diadakan di Manado, Sulawesi Utara, untuk para pengusaha dan pemilik usaha rintisan (start up)
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan langkah Indonesia ini juga merupakan bentuk kepemimpinan Indonesia di dunia internasional, tak hanya dalam membentuk wacana, namun juga dalam melakukan aksi nyata.
“Saya pikir ini semua juga karena Bu Menlu (Retno Marsudi) memberikan dorongan kuat. Ini akan membuat forum ini jadi tambah bobotnya. Kepentingan di negara kepulauan agar kerja sama lebih bagus lagi,” katanya.
Baca juga: Miliki ratusan suku bangsa, RI diminta ketuai LCIPP Asia-Pasifik
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019