Beograd (ANTARA News) - Perdana menteri Serbia, Vojislav Kostunica, yang beraliran nasionalis, mengundurkan diri, Sabtu, dan meminta pemilihan umum pada Mei, kantor berita AFP melaporkan.
"Pemerintah Serbia tidak lagi mempunyai kebijakan yang bersatu atas persoalan penting menyangkut masa depan negara yaitu Kosovo sebagai bagian Serbia," kata Kostunica kepada wartawan di Beograd.
"Pemerintahan seperti demikian tidak dapat lagi berfungsi. Ini adalah akhir pemerintahan dan kami harus mengembalikan mandat kepada rakyat," katanya lalu minta agar pemilihan umum dilakukan lebih awal yaitu pada 11 Mei.
"Itulah mengapa saya telah memerintahkan pemerintah bersidang untuk memutuskan agar parlemen dibubarkan sekaligus minta dilakukannya pemilihan parlementer."
Menurut undang-undang dasar, presiden Serbia membubarkan parlemen setelah adanya penjelasan atas usul tersebut dari pemerintah.
Partai Demokrasi nasionalis Kostunica Serbia (DSS) sudah bercerai dari mitra koalisinya, Partai Demokrasi (DS) pimpinan Presiden Boris Tadic yang pro-Barat.
Perpisahan itu terjadi sehubungan pendekatan yang dilakukan Uni Eropa menyusul proklamasi kemerdekaan Kosovo pada 17 Februari.
DSS, yang didukung ultra-nasionalis Partai Radikal Serbia, berikrar mencegah integrasi Serbia ke Uni Eropa, menyusul kemarahan karena sebagian besar anggota Uni Eropa mengakui negara baru Kosovo.
Tadic menentang kemerdekaan Kosovo, namun partainya mempertahankan argumen bahwa Serbia tidak punya pilihan kecuali masuk menjadi anggota Uni Eropa.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008