Jakarta (ANTARA) - "Pantang pulang sebelum api padam, walaupun nyawa taruhannya", kalimat itu terpampang di beberapa sudut Kantor Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta.
Itulah prinsip yang dipegang teguh seluruh personel pemadam kebakaran (damkar) di balik rompi oranye, helm, dan sepatu bot yang mereka kenakan saat bertugas di lapangan.
Kala tak di lapangan, mereka mengenakan seragam berwarna biru tua dengan "badge" bertuliskan "Pemadam" di kantong kiri depan dan semboyan Yudha Brama Jaya.
Yudha artinya perang, Brama berarti api, dan Jaya adalah menang. Bisa diartikan semboyan itu bermakna kemenangan dan keberhasilan dalam perang melawan api kebakaran.
Ya, semua orang tahu tugas mereka adalah menangani kejadian kebakaran, memadamkan api. Tetapi, apakah cuma itu? Ternyata tidak, tugas mereka "seabrek".
"Tugas kami bukan cuma menangani kebakaran, tetapi mencakup pula penyelamatan," kata Kepala Seksi Publikasi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta, Saepuloh.
Inilah di antara tugas personel Damkar DKI Jakarta yang mungkin belum banyak diketahui masyarakat
Padamkan kebakaran
Memadamkan kebakaran sudah menjadi tugas yang rutin ditemui para petugas damkar setiap hari, mulai kebakaran skala kecil hingga besar, apalagi di DKI Jakarta yang padat penduduk.
Pada tahun ini, hingga periode 7 Juli 2019, petugas damkar DKI Jakarta telah menangani 857 kebakaran, terbanyak pada periode Juni sebanyak 159 kasus.
Risiko yang dihadapi para petugas damkar di lapangan sangat besar, termasuk keselamatan jiwa meski sudah diantisipasi dengan berbagai peralatan keselamatan yang berstandar.
Sepanjang periode 7 Juni 2019, setidaknya ada 12 petugas damkar yang terluka saat menjalankan tugasnya. Bahkan, data 2018 mencatat satu petugas gugur saat bertugas.
Tak hanya memadamkan kebakaran, upaya sosialisasi pencegahan kebakaran pun gencar dilakukan, apalagi menghadapi musim kemarau berkepanjangan seperti sekarang.
Kegiatan sosialisasi pencegahan kebakaran pun terus meningkat setiap triwulan, dan targetnya pada tahun ini dilakukan sebanyak 331 kegiatan sosialisasi.
Evakuasi sarang tawon
Evakuasi sarang tawon adalah tugas berikutnya dari personel damkar DKI Jakarta dan lumayan rutin dilakukan, seiring banyaknya laporan dari masyarakat.
Data per Juni 2019 mencatat sudah 327 kali operasi sarang tawon dilakukan di berbagai lokasi di Jakarta, terbanyak di bulan Januari, 83 kasus.
Risiko besar dan berbahaya juga dihadapi para petugas dalam operasi sarang tawon, mengingat mereka tak bisa memilih jenis binatang penyengat yang akan ditangani.
Jangan salah, salah satu jenis tawon yang kerap ditangani adalah spesies mematikan, Vespa affinis atau tawon endhas yang pernah menggemparkan karena menewaskan tujuh orang di Klaten, Jawa Tengah.
Jenis tawon ini tergolong mematikan apabila manusia disengat dalam jumlah banyak sekaligus sehingga evakuasi harus dilakukan ekstra hati-hati.
Tak jarang, petugas memilih proses evakuasi sarang tawon dilakukan pada malam hari agar tidak membahayakan warga sekitar.
Terbaru, petugas damkar DKI Jakarta melakukan operasi sarang tawon di kawasan Jakarta Utara, 15 Juli lalu.
Penyelamatan kucing
Kucing, makhluk menggemaskan yang satu ini juga menjadi cakupan kerja para personel damkar. Beberapa kali, petugas mendapatkan laporan dari masyarakat untuk tugas ini.
Evakuasi atau penyelamatan kucing tidak secara spesifik didata tersendiri, melainkan digabung dengan data tugas penanganan hewan lainnya.
Hanya saja, petugas damkar DKI Jakarta sepanjang Juli ini setidaknya sudah beberapa kali melakukan operasi evakuasi kucing, yakni 8 Juli lalu di Jakarta Selatan dan 15 Juli 2019 di Jakarta Timur.
Operasi evakuasi kucing terbaru, Senin (15/7) lalu, penyelamatan dilakukan karena hewan itu terjebak di pipa saluran air, di Jalan Persahabatan IV, RT 010/RW 08, Ciracas, Jaktim.
Ular dan biawak
Dua hewan buas ini juga tercakup dalam tugas penanganan hewan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta. Ular dan biawak relatif sering dilaporkan masyarakat.
Tidak ada data spesifik jumlah kasus penangkapan ular dan biawak yang dilakukan, melainkan digabung dengan kategori penanganan hewan lainnya yang hingga periode Juni 2019 sudah mencapai 193 kasus.
Baru-baru ini, Senin (15/7), petugas damkar DKI Jakarta melakukan penangkapan ular Sanca yang dilaporkan warga di daerah Jaktim.
Selain ular dan biawak, petugas damkar juga pernah mendapatkan laporan monyet lepas yang dianggap meresahkan warga dan menangkapnya, seperti Minggu (14/7) lalu di kawasan Jakarta Utara.
Pohon tumbang
Evakuasi pohon tumbang tak luput dari peran petugas damkar DKI Jakarta. Data per Juni 2019, tercatat sudah ada 71 kasus yang ditangani.
Kasus pohon tumbang terbanyak dilaporkan terjadi di periode Januari sebanyak 24 kasus, disusul April dengan 23 kasus, sementara selebihnya di kisaran 3-8 kasus per bulan.
"Pohon tumbang masuk tugas penyelamatan dari kami, sebab kami punya alat evakuasi, alat untuk memotong (pohon) dan mendongkrak," jelas Saepuloh.
Bangunan runtuh
Usia dan perawatan bangunan tak boleh disepelekan. Data mencatat cukup banyak kasus evakuasi korban di bangunan runtuh yang ditangani petugas damkar DKI Jakarta.
Data per Juni 2019 menyebutkan setidaknya sudah 14 kasus bangunan runtuh terjadi di Jakarta. Tercatat hanya Juni yang nol kejadian, sementara Januari-Mei bervariasi antara 1-4 kasus.
Operasi di air
Sama dengan tugas penyelamatan lainnya, petugas damkar DKI Jakarta pun mumpuni melakukan operasi di air, seperti pencarian orang tenggelam yang sampai Juni 2019 sudah tercatat 26 kasus.
Sepanjang Januari-Juni 2019, petugas damkar DKI rutin mendapatkan tugas pencarian orang tenggelam, yakni Januari (5 kasus), Februari (3 kasus), Maret (1 kasus), April (6 kasus), Mei (4 kasus), dan Juni (7 kasus).
Sementara untuk operasi penyelamatan di air secara menyeluruh tercatat 53 kasus hingga Juni 2019, termasuk pengamanan festival dayung hingga mengambil bola voli di sungai.
Pada 9 Juli lalu, petugas damkar DKI mendapatkan laporan untuk mengambil bola voli yang tercebur di sungai di wilayah Jaktim.
Kecelakaan dan medis darurat
Untuk kasus kecelakaan dan medis darurat, petugas damkar DKI Jakarta pun diberikan tanggung jawab dan penyelamatan. Hingga per Juni 2019, tercatat ada 74 kasus bencana transportasi dan enam kasus medis darurat yang ditangani.
Kecelakaan kendaraan mendominasi sebanyak 63 kasus, kemudian dua kasus terjebak di kendaraan, dan sisanya kasus lain.
Selain itu, damkar DKI juga bertugas menangani evakuasi penyelamatan yang dinamai operasi beda ketinggian.
"Operasi beda ketinggian itu, misalnya menyelamatkan orang yang tersangkut di menara sutet atau menolong orang tercebur sumur," beber Saepuloh.
Bahkan, penanganan terhadap bahan berbahaya dan beracun (B3) pun dilakukan. Hingga periode Juni 2019, setidaknya ada lima kali operasi penanganan B3 yang dilakukan petugas damkar DKI.
Melepas cincin
Masih ada satu lagi kasus unik yang ditangani petugas damkar DKI, yakni membantu orang melepaskan cincin dari jemarinya.
Kedengarannya sepele dan mudah, tetapi ini benar-benar terjadi dan membutuhkan penanganan serius oleh petugas damkar dengan keahlian dan peralatannya.
"Ada orang yang minta tolong dilepasin cincin kawinnya. Enggak bisa lepas, ya, mungkin karena sudah gemuk apa gimana," tambah Kepala Seksi Perencana Teknis dan Kerja Sama Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Sri Muji Rahayu.
Dari catatan Command Centre Damkar DKI Jakarta, operasi pelepasan cincin terbaru dilaporkan pada Senin (15/7) di Jaktim.
Itulah sekelumit tugas para pemadam si jago merah yang mungkin belum banyak orang tahu. Betapa luas dan berat tugas yang diemban para personel damkar DKI Jakarta, pun demikian di daerah lainnya.
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019