Banjarmasin (ANTARA News) - Keinginan untuk melihat secara dekat ikan aneh yang nyangkut pancing seorang warga sekitar jembatan Banua Anyar Banjarmasin belum kesampaian, seorang pemuda Ahmad Noor (28) tewas tenggelam ketika berenang mendatangi lokasi di pinggiran Sungai Martapura. Keterangan dihimpun ANTARA News dari lokasi kejadian, hingga Sabtu sore Tim SAR terus melakukan penyisiran dan pencarian korban Ahmad Noor yang diketahui tenggelam Sabtu siang sekitar pukul 12.30 Wita sekitar lokasi bawah jembatan Banua Anyar atau didekat museum Wasaka Banjarmasin. Korban tenggelam ketika berusaha berenang bersama dua rekannya dengan maksud mendatangi tempat keberadaan ikan aneh hasil pancingan warga Banua Anyar. Menurut penuturan dua teman korban yang selamat, awalnya mereka bertiga memancing ikan di atas kaki bangunan jembatan Banua Anyar, kemudian di depan Museum ada pula warga lain yang juga memancing ikan di Sungai Martapura tersebut. Kemudian warga yang memancing di sekitar museum Wasaka mendapatkan seekor ikan besar, yang dinilai aneh karena seperti ikan sapu-sapu tetapi warnanya biru bahwa mata ikan itu juga biru, selain itu ikan tersebut berbadan besar dan panjang. Karena dinilai aneh maka banyak orang yang ingin melihat ikan hasil pancingan warga di halaman Museum Wasaka, termasuk tiga orang pemuda termasuk korban Akmad Noor. Tetapi karena tiga pemuda ini berada di kaki jembatan atau bangunan penahan tiang pancang, maka untuk dapat melihat ikan itu harus berenang dulu, akhirnya ketiga pemuda itu sepakat berenang dengan maksud ingin melihat ikan tersebut. Ternyata dari tiga pemuda itu dua diantaranya sampai ketujuan, tetapi Ahmad Noor terbawa arus dan sempat minta tolong kepada teman-temannya. Korban yang tidak dapat mengatasi arus deras sekitar kaki jembatan Banua Anyar itu akhirnya tenggelam di Sungai Martapura yang tengah pasang dan air keruh pekat. Saat berenang itu,korban menggunakan baju kaos dengan celana panjang yang diperkairakan menghambat gerak kaki dan tubuh korban.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008