Jakarta (ANTARA News) - Indonesia hanya menyisakan ganda campuran Nova Widianto/Lilyana Natsir saat turnamen All England memasuki semifinal, setelah para pemain lain Indonesia tersingkir. "Ya, harapan saya tidak sesuai, karena tinggal Nova/Lilyana saja yang masih main," ujar Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI, Lius Pongoh yang dihubungi usai pertandingan, Sabtu pagi. Pada perempatfinal yang digelar di national Indoor Arena, Birmingham, Inggris, Jumat malam (Sabtu pagi WIB) Nova/Lilyana yang menjadi unggulan kedua harus bremain selama 56 menit untuk menundukkan pasangan China He Hanbin/Yu Yang 22-20, 21-15, 21-8. Game pertama berlangsung ketat dengan kedua pasangan saling menyamakan kedudukan mulai 16-16 hingga 20-20 setelah pasangan Indonesia sempat memimpin 12-7. Namun akhirnya pasangan juara dunia itu merebut dua angka berikutnya untuk membukukan kemenangan 22-20. Namun mereka terus tertinggal pada game kedua setelah hanya mampu memimpin 1-0 di awal pertandingan sebelum menyerah 15-21 sehingga harus digelar game penentuan. Ganda China peringkat lima dunia itu tampaknya tidak berkutik pada game kedua setelah sempat menyamakan kedudukan 3-3, mereka hanya mampu menambah lima angka sebelum pertandingan ditutup dengan kemenangan 21-8 oleh pasangan Indonesia. "Game pertama dan kedua kami banyak bertahan, kurang berani bermain di depan. Game ketiga kami paksa bermain cepat sehingga kami unggul terus," ujar Nova usai pertandingan. Selanjutnya pasangan peringkat dua dunia yang tahun lalu tersingkir di perempatfinal itu akan memperebutkan tempat di final dengan ganda Inggris, unggulan delapan Nathan Robertson/Gail Emms yang menang atas Robert Blair (Inggris)/Imogen Bankier (Skotlandia) 21-14, 21-16. Semifinal ganda campuran lainnya mempertemukan dua pasangan China, unggulan pertama Zheng Bo/Gao Ling dengan unggulan keempat Xie Zhongbo/Zhang Yawen. Sementara itu pemain-pemain Indonesia lainnya yang bertanding di perempatfinal turnamen Super Series berhadiah 200 dolar AS itu, berguguran. Taufik Hidayat gagal meraih impiannya untuk memenangi satu-satunya gelar besar yang belum diraihnya saat kalah dari unggulan kedua Lee Chong Wei dari Malaysia. Juara Olimpiade tersebut menyerah dua game langsung 21-23, 17-21 dalam waktu 39 menit. Sebelum berangkat ke Birmingham, Taufik yang absen dalam tiga edisi sebelumnya karena berbagai alasan, menyatakan sangat ingin memenangi gelar All England untuk menggenapi gelar-gelar yang pernah diraihnya. Taufik telah memenangi sejumlah gelar dalam turnamen besar diantaranya juara Olimpiade, juara dunia, Asia Games, SEA Games, dan turnamen-turnamen terbuka yang digelar Federasi Bulutangkis Dunia (BWF). "Game pertama sudah memimpin 13-8 namun disusul lima poin dengan mudah. Lalu mereka saling mengejar akhirnya kalah juga," ujar manajer tim Indonesia Lius Pongoh soal permainan Taufik. Ia mengatakan, sebenarnya pada game kedua Taufik terlihat berusaha bermain cepat tetapi sulit menembus pertahanan pemain nomor dua dunia itu. Soal kemenangannya, seperti dikutip situs badzine.info, Lee Chong Wei mengatakan, "Saya kira kuncinya ada pada game pertama. Saya kira saya akan kehilangan..." "Saya rasa Taufik bermain sangat bagus hari ini, karenanya saya sangat senang. Tahun ini sejauh ini sudah berjalan sangat bagus sehingga kepercayaan diri saya meningkat," kata Chong Wei yang ingin memperbaiki hasil terbaik sebelumnya di turnamen tersebut yakni mencapai semifinal pada 2005. Runner-up kejuaraan Dunia Sony Dwi Kuncoro pun seperti tidak berkutik menghadapi unggulan keempat asal China Chen Jin, yang mengalahkannya juga secara straigt-game 14-21, 12-21. Sejak awal pertandingan Sony selalu tertinggal dari lawannya itu meskipun pada awal game kedua sempat memimpin 3-0. "Sony bermain agak lambat, kurang serangan," komentar Lius yang juga adalah Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI. Kekalahan juga diderita ganda putra Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto yang hanya mampu bermain selama 29 menit saat ditumbangkan pasangan Malaysia Chong Tan Fook/Lee Wan Wah 15-21, 15-21. Menurut Lius yang mendampingi pemain di Birmingham, pasangan tersebut ingin bermain cepat namun serangan mereka tidak menembus pertahanan ganda Malaysia itu. "Pertahanan mereka juga kurang kokoh," katanya. Ganda putri Jo Novita/Greysia Polii yang sedang mengejar poin agar lolos kualifikasi Olimpiade, juga gagal melanjutkan langkahnya saat dihentikan unggulan pertama asal China Wei Yili/Zhang Yawen. Mereka kalah 8-21, 13-21 dari pasangan nomor satu dunia tersebut. "Lawan mereka memang lebih unggul," kata Lius. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008