Serang (ANTARA News) - Status Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda, Provinsi Lampung, hingga kini masih ditetapkan siaga level III, walaupun tidak terjadi letusan dan kegempaan. "Sampai saat ini status Anak Krakatau masih siaga dan belum dicabut oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung," kata Kepala Pengamatan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Anton Prambudi, Jumat. Ia mengatakan, sejauh ini letusan dan kegempaan vulkanik Anak Krakatau sejak 26 Oktober 2007 lalu dinyatakan siaga level III mengalami perkembangaan signifikan. Selain tidak mengeluarkan asap dan bebatuan pijar juga letusan dan kegempaan semakin menepis. "Saat ini Anak Krakatau sudah tidak terlihat lagi bola api atau kepulan asap gunung," katanya. Kendati demikian, kata Anton, status Anak Krakatau hingga kini belum juga diturunkan menjadi waspada oleh PVMBG,Bandung. Menurut Anton, dengan belum diturunkan status siaga, sehingga nelayan dan pengunjung tidak diperbolehkan untuk mendekati kawasan gunung. Mereka hanya diperbolehkan dengan jarak radius 3 kilometer dari Anak Krakatau. "Status siaga ini tidak akan menimbulkan tsunami karena letusannya hanya pembentukan kawah baru," katanya. Ia menyebutkan, saat ini status siaga level III Anak Krakatau berlangsung lama dibandingkan aktivitas tahun 2001 lalu. "Tahun ini status siaga Anak Krakatau sudah memasuki lima bulan, namun letusan 2001 lalu memakan seorang korban jiwa warga kebangsaan Perancis," ujar Anton. Ia menambahkan, hingga saat ini ketinggian Anak Krakatau mencapai 236 meter dan waktu ke waktu bisa membesar setelah muncul pada tahun 1927 akibat letusan Gunung Krakatau pada 25 Agustus 1883 yang menewaskan 36 ribu jiwa penduduk sekitar Provinsi Lampung dan Banten. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008