Denpasar (ANTARA News) - Meski umat Hindu di Bali sedang melaksanakan "Tapa Brata Penyepian", Jumat, bertepatan datangnya tahun baru Saka 1930, suasana di Kampung Jawa, Dusun Warnasari, Denpasar Utara, tetap terlihat semarak. Kawasan dengan komunitas terbesar umat Islam di Bali, mencapai sekitar 10 ribu jiwa itu, terlihat semarak terutama oleh aktivitas anak-anak yang masih bisa bermain di jalanan dan gang-gang.ANTARA News yang mengunjungi Kampung Jawa setelah shalat Jumat di Masjid Baiturahmah di lokasi itu, juga melihat sejumlah warung dan toko di dalam kawasan tersebut ada yang melayani pembeli, walaupun pintunya hanya terbuka sedikit. "Masyarakat di sini sudah biasa seperti ini saat Nyepi. Kan di sini umat Islam semua. Yang penting tidak ada aktivitas yang bisa mengganggu umat Hindu yang sedang tapa brata," kata Bambang, seorang warga setempat. Sejumlah pecalang atau petugas keamanan desa adat, hanya terlihat berkelompok di Jalan A Yani, sekitar setengah kilometer dari Kampung Jawa. Mereka bertugas menjaga lingkungan banjar atau dusun masing-masing. Saat Nyepi, umat Hindu menjalankan empat larangan, yakni tidak bekerja, tidak bepergian, tidak menyalakan api/lampu, dan tidak mengumbar hawa nafsu atau bersenang-senang. Di luar Kampung Jawa, warga harus berada di dalam rumah dengan pintu dan pagar ditutup. Wisatawan juga hanya berada di lingkungan hotel tempatnya menginap. Kesemarakan yang masih bisa berlangsung di Kampung Jawa itu, menarik perhatian jurnalis televisi untuk mengabadikan berbagai kegiatan yang masih bisa dilakukan masyarakat setempat di tengah-tengah suasana Bali yang sepi. Seperti jurnalis televisi dari Jakarta, juga terlihat mengabadikan pelaksanaan ibadah shalat Jumat di Masjid Baiturahmah Kampung Jawa yang dipadati jemaah sampai meluber ke jalanan. Sepanjang hari Jumat Bali sepi dan terasa hening. Jalanan kosong, hanya sempat satu-dua mobil ambulans melintas seperti di Jalan Gatot Subroto, Denpasar. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008