Surabaya (ANTARA News) - Antrean pembelian minyak tanah bersubsidi yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga maupun para pedagang minyak tanah eceran kembali terjadi di Surabaya, Jumat. Puluhan warga dari sejumlah daerah di Surabaya mengantrekan puluhan jirigen, drum kecil dan botol air mineral di pangkalan minyak tanah milik Susi Susanto di Jalan Candi Lontar Kidul Blok 45H, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep. Mereka sudah antre mulai pukul 08.00 WIB sehingga deretan jirigen terlihat berderet memanjang hingga ke jalan raya. Sementara itu pasokan tangki minyak tanah dari agen sebanyak 5.000 liter baru tiba pada pukul 10.30 WIB. Warga yang antre minyak tanah tidak hanya berasal dari daerah Candi Lontar saja tetapi ada yang berasal dari Manukan, Kecamatan Tandes bahkan ada yang dari Perumahan Sono Indah, Kelurahan Sonokwijenan, Kecamatan Sukomanunggal. "Di tempat kami sudah tidak ada minyak tanah, semua sudah di-drop tabung karena itu kami membeli di pangkalan ini," kata Anik, warga Perumahan Sono Indah. Anik antre dengan dibantu suaminya, Lukman, seorang PNS di Kelurahan Gedangasing, Kecamatan Tandes. "Kami beli minyak tanah untuk memasak air di kompor karena kalau menggunakan elpiji habisnya banyak, sementara gaji kami pas-pasan," ujar Anik. Warga yang antre di pangkalan tersebut pada awalnya mendapat jatah 20 liter per orang dengan harga Rp2.300,- per liter, namun karena yang antre banyak akhirnya warga hanya mendapat jatah 10 liter. "Kami ditelepon Pertamina kalau warga harus dapat minyak tanah semua karena itu tiap orang kami beri sepuluh liter saja," kata Didin, petugas pangkalan tersebut. Saat distribusi berlangsung sejumlah warga sudah ada yang menitipkan jirigen untuk pasokan minyak tanah Minggu berikutnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008