Jakarta (ANTARA News) - Jalur khusus bus Busway atau Transjakarta bersih dari kendaraan lain, yaitu mobil pribadi dan angkutan umum lainnya, karena Pemprov DKI Jakarta telah menetapkan bahwa sejak Kamis (6/3), busway hanya boleh dimasuki bus Transjakarta. Berdasarkan pantauan ANTARA News di sejumlah koridor busway di Jakarta, Kamis, kondisi yang steril itu disebabkan karena banyak petugas kepolisian dan Dinas Perhubungan yang telah bersiap-siap untuk menghadang kendaraan non-bus transjakarta. "Keadaan jalannya kini benar-benar bersih. Bahkan, lalat juga mungkin tidak bisa masuk," kata seorang pengemudi bus Transjakarta Koridor VI (Ragunan - Dukuh Atas). Menurut dia, bila ada kendaraan yang masuk maka akan dikejar oleh petugas dan lalu diarahkan untuk keluar dari jalur bus Transjakarta. Ia juga memaparkan, sterilnya busway tersebut sebenarnya sangat bermanfaat baik bagi keselamatan pengendara kendaraan lainnya maupun kecepatan laju bus Transjakarta. Sejumlah penumpang bus Transjakarta mengaku senang karena angkutan yang mereka tumpangi itu relatif lebih lancar perjalanannya dari biasanya. "Tapi saya ragu keadaannya masih akan sama bila tidak ada lagi petugas yang menjaga," kata seorang pegawai swasta di daerah Kebon Sirih, Anti. Sebelumnya, Kepala Sub Pengendalian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (PPL&AJ) Dinas Perhubungan DKI, Riza Hashim, Rabu (5/3) mengatakan sebanyak 662 orang petugas telah disiapkan untuk menjaga sterilisasi busway di tujuh koridor. "Penjagaan terhadap 141 titik akses busway akan dilaksanakan dua shift," katanya. Dua shift tersebut terbagi menjadi shift pertama yang dimulai dari pukul 07.00 hingga 13.00 WIB, dan shift kedua yaitu sejak pukul 13.00 hingga 19.00 WIB. Sementara itu, Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta Drajat Adhyaksa memaparkan, tidak sterilnya jalur busway menyebabkan durasi perjalanan bus transjakarta menjadi lebih lama sehingga pelayanan merosot dan jumlah penumpang menurun sekitar 10 persen. Riza mengutarakan harapannya agar sterilisasi busway dapat membuat warga ibukota semakin banyak lagi yang beralih menggunakan angkutan umum tersebut dibandingkan kendaraan pribadi.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008