tidak mudah karena terjadi di malam hari di saat helikopter pembom air tidak boleh dioperasikan

Palembang (ANTARA) - Kebakaran lahan gambut terjadi di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, dan menghanguskan lahan dua hektare di Desa Tempirai Selatan, Kecamatan Penukal Utara.

Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ansori di Palembang, Senin, mengatakan, kebakaran di lahan milik masyarakat yang terjadi sekitar pukul 15.30 WIB hingga 17.00 WIB itu sudah bisa bisa dikendalikan Tim Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) Kabupaten PALI.

“Kebakaran ini diketahui oleh Tim Satgas Darat yang melihat adanya asap saat patroli,” kata dia.

Ia mengatakan kebakaran ini relatif sulit karena cuaca yang teramat panas dan lahan gambut yang ditutupi semak belukar kering.

Tim pemadam yang terdiri dari petugas BPBD PALI, TNI, perusahaan dari PT.Laras Karya Kahuripan (LKK) bekerja bersama-sama memadamkan api menggunakan satu unit pompa air.

Sejauh ini belum diketahui penyebab kebakaran ini, namun Ansori memastikan dikarenakan ada campur tangan manusia, kata dia.

Sebelumnya, kebakaran lahan juga terjadi di Kabupaten PALI yang menghanguskan lahan seluas 20 hektare, Sabtu (13/7). Lokasi kebakaran tepatnya berada di lahan milik masyarakat yang berdekatan dengan kebun sawit milik PT Golden Blossom Sumatera (GBS).

Ansori mengatakan pemadaman kebakaran ini tidak mudah karena terjadi di malam hari di saat helikopter pembom air tidak boleh dioperasikan. Selain itu, adanya tiupan angin yang cukup kencang membuat api cepat meluas ke areal gambut yang diperkirakan cukup tebal kedalamannya.

Selain kebakaran di Kabupaten PALI, pada Senin (15/7) juga terjadi kebakaran lahan di Kabupaten Ogan Ilir di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Indralaya Utara dari pukul 14.30- 15.00 WIB, yang menghanguskan lahan milik warga seluas 0,5 hektare.

Atas adanya dua kejadian kebakaran lahan di dua kabupaten ini, Ansori mengingatkan para pemangku kepentingan untuk waspada mengingat telah memasuki puncak musim kemarau.

Sumsel yang memiliki luas lahan gambut 1,4 juta hektare dan adanya kebiasaan warga membuka lahan dengan cara bakar sangat patut waspada, kata dia.

Sejauh ini terkait kondisi terbaru di wilayah Sumatera Selatan, Tim Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Sumatera Selatan menyiagakan lima unit helikopter waterboombing untuk operasi udara khusus di siang hari.


Baca juga: Tiga kabupaten ini paling rawan kebakaran hutan dan lahan di Sumsel
Baca juga: Restorasi gambut di Sumsel butuh Rp92 miliar

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019