Bangkok (ANTARA News) - Mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang kembali pekan lalu ke Thailand sesudah hampir 18 bulan di pengasingan, Kamis menyatakan akan meminta izin pengadilan untuk meninggalkan negara itu guna ke Inggris. Thaksin, yang biasa bersahabat dengan media, bersikap merendah tidak seperti biasa sejak kepulangan dramatiknya pada 28 Februari, ketika disambut khalayak pencintanya di Bangkok. Dalam pemunculan pertamanya di muka umum selama enam hari, Thaksin mengatakan kepada wartawan akan meminta Mahkamah Agung memberinya izin pergi ke Inggris, tempat ia memiliki kelompok sepakbola Liga Utama Inggris Manchester City. Pengadilan memerintahkan Thaksin muncul pada 12 Maret pada awal pemeriksaan pengadilan atas tuduhan korupsi terhadapnya. Ia dituduh menggunakan pengaruh politiknya untuk mendapatkan hasil baik jual-beli tanah bagi isterinya. "Saya akan meminta izin pengadilan untuk pergi ke Inggris pada 13 Maret," kata Thaksin sesudah pertemuan Perkumpulan Golf Thailand, yang diketuainya seperti dikutip AFP. Politisi hartawan itu bersikeras siap membela diri di pengadilan. "Saya siap untuk pemeriksaan pengadilan. Tidak ada yang perlu diragukan," katanya. Jika diizinkan meninggalkan Thailand, ia harus kembali untuk sidang 3 April di hadapan jaksa, yang memutuskan apakah akan membawa perkara lain terhadapnya atas dugaan penipuan surat berharga. Thaksin juga mengulangi sumpahnya untuk menjauhkan diri dari politik, dengan mengatakan akan memusatkan pikiran untuk mengajar, olahraga, dan amal. Ia mengatakan tidak akan menasehati pemerintah, tapi akan memberi kuliah tentang gagasannya. "Mulai sekarang, saya akan menjadi dosen, bukan penasehat. Siapa pun tertarik bisa mengambil gagasan saya dan menerapkannya," katanya. Sekutu Thaksin menunjukkan kekuatan dalam pemilihan umum untuk Senat pada akhir pekan, meskipun salah seorang ketuanya dikecam, karena juga mendapatkan kursi di majelis itu, kata hasil pemilihan pada Senin. Pemilihan pada Minggu itu, saat pemilik suara memilih sekitar separuh dari 150 kursi Senat, terjadi hanya tiga hari setelah kepulangan Thaksin dari pengasingannya sesudah digulingkan melalui kudeta tak berdarah oleh tentara. Pemilik suara memilih 76 senator, masing-masing seorang senator dari tiap propinsi di negara itu, namun 74 kursi lain dipilih satu komisi, yang dibentuk berdasarkan atas undang-undang dasar dukungan tentara pada tahun lalu. Di antara senator terpilih, 18 adalah mantan anggota parlemen atau rekan politisi papan atas. Sebagian besar dari mereka mempunyai hubungan dengan Thaksin atau partai pendukungnya, kata hasil hitungan seperti dilaporkan kantor berita Prancis AFP. Pemenang untuk propinsi Bangkok adalah tokoh pegiat anti-korupsi terkemuka, Rosana Tositragoon, yang membantu memelopori unjukrasa terhadap Thaksin pada 2006. Rosana menjadi alat dalam menimpali tantangan hukum, yang mengarah kepada penswastaan perusahaan negara dan senator di majelis, yang dibubarkan tentara setelah kudeta September 2006. Jenderal setia pada kerajaan menumbangkan Thaksin dalam pengambil-alihan kekuasaan oleh tentara, namun sekutunya segera kembali berkuasa dalam pemilihan ahir tahun lalu. Perdana Menteri Samak Sundaravej mengecam keras pemilihan anggota Senat itu sebagai langkah tidak demokratis dan menyeru amendemen undang-undang dasar agar semua kursi dipilih. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008