Kupang (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Ahmad Atang, MSi menilai pertemuan Joko Widodo dan Prabowo Subianto telah membuka jalan ke arah menyatunya kedua kekuatan politik, untuk bersatu dalam membangun bangsa.
"Pertemuan ini memang tidak dapat dimaknai sebagai bentuk nyata dari rekonsiliasi yang diharapkan oleh rakyat bangsa ini, namun secara simbolik, telah membuka jalan ke arah menyatunya kedua kekuatan politik untuk bersatu membangun bangsa, kata Ahmad Atang kepada Antara di Kupang, Senin, terkait makna pertemuan Jokowi-Prabowo pada Sabtu (13/7) lalu.
Baca juga: Akademisi: Pidato politik Jokowi memberi rasa optimisme
Baca juga: Sodik: Jokowi-Prabowo sudah sepatutnya bertemu setelah pilpres
Dia mengatakan, pertemuan Prabowo dan Jokowi ini telah mengagetkan publik, karena Prabowo dan pendukungnya cenderung mengabaikan ajakan rekonsiliasi.
Ahmad Atang mengharapkan, dengan adanya pertemuan ini, para pendukung kedua pasangan calon harus menerima penyatuan ini, tanpa harus membangun interpretasi pembenar lain.
"Apa yang dilakukan Prabowo dan Jokowi ini patut diapresiasi, karena keduanya telah melepaskan ego politik dan lebih mengedepankan kepentingan yang lebih besar," katanya.
Oleh karenanya, publik diharapkan tidak lagi terbelah berdasarkan dukungan politik karena semua telah selesai.
"Sikap Prabowo dan Jokowi ini juga telah memberikan pelajaran bahwa demokrasi Pancasila tidak membuang yang kalah, namun harus dirangkul didasarkan pada politik kekerabatan, kekeluargaan dan kegotongroyongan," katanya.
Dia berharap, langkah politik ini dapat diikuti oleh masyarakat bawah, bahwa rivalitas politik telah berakhir.
Baca juga: Amien Rais terima surat Prabowo sebelum bertemu Jokowi
Baca juga: Pertemuan Jokowi dan Prabowo, Dewan Pers: Itu jadi relaksasi politik
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019