Bandung (ANTARA News) - Abay Supandi (42) warga Kampung Nyingkir RT 02/15, Desa Cigugur, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jabar, masuk menjadi pasien `suspect` flu burung ke-115 di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Keterangan yang dihimpun di RSHS, Bandung, Kamis, menyebutkan, pasien itu masuk rumah sakit pada Rabu (5/3) sekitar pukul 15.00 WIB setelah mengalami panas dan sesak napas disertai batuk yang diduga ada indikasi flu burung. Korban langsung masuk ke ruang isolasi Flamboyan yang kemudian ditangani layaknya pasien flu burung lainnya dengan diberi pil Tamiflu dua kali sehari. Istri korban, Ny Oom (25) yang ditemui di RSHS Bandung, Kamis, mengatakan, sehari sebelumnya suaminya sempat mengalami panas tinggi, sesak napas dan batuk, setelah sebelumnya sempat kontak dengan unggas yang mati milik tetangganya. "Beberapa hari lalu ada 11 ayam tetangga mati. Mungkin ada kontak, suami saya kemudian mengalami panas badan yang tidak turun- turun, batuk dan disertai sesak napas seperti gejala flu burung," katanya. Menurut Ny Oom (25) sebelumnya suaminya sehat-sehat saja, tapi dalam empat hari terakhir ada ayam tetangga mati berantai sebanyak 11 ekor yang lokasinya radius sekitar 10 sampai 25 meter dari rumahnya. "Karena panasnya tidak turun, suami saya sempat dibawa ke Puskesmas Ciwaruga pukul 08.30 Rabu, karena indikasi mengarah gejala suspect flu burung, kemudian oleh pihak Puskesmas dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung," katanya Sementara itu anggota tim penanggulangan flu burung RSHS Bandung, Dr Primal Sujana, mengatakan, korban Abay Supandi merupakan pasien `suspect` flu burung ke-115 yang masuk RS Hasan Sadikin Bandung. "Pasien Abay akan ditangani secara intensif dengan diberikan pil Tamiflu dua kali sehari selama seminggu, sambil menunggu cek darah di laboratorium," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008