Makassar (ANTARA News) - Video yang berjudul `Heboh Sulsel` yang beredar via ponsel Januari 2008 dengan tokoh adegan mesum, setelah diteliti KRMT Roy Suryo Notoprojo, pakar telematika dinyatakan bukan wajah Syahrul Yasin Limpo (SYL), mantan wakil gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel)."Saya menerima file rekaman video berdurasi 485 detik itu sejak 13 Januari lalu dan langsung menelitinya. Hasilnya, pelaku dalam rekaman itu adalah orang lain yang wajahnya ada kemiripan," katanya di Makassar, Kamis.Dijelaskan, rekaman yang beredar luas di masyarakat itu memang asli rekaman video dari seseorang yang melakukan adegan seperti yang tampak. Dengan kata lain, bukan hasil rekayasa hasil editing atau "tempelan" dengan wajah lain. Mengenai rekaman video digital itu, ia mengatakan, menilik dari kualitas resolusi videonya, sangat besar kemungkinan adalah file hasil konversi dari sebuah rekaman video analog yang dibuat dengan menggunakan video Handycam. Jenis kaset asli video atau MiniDV dan dioperasikan dengan remote-control yang dipegang oleh pelakunya dengan tangan kiri. Kendati demikian, Roy menilai keseluruhan imaji visual yang ada, sangat minim petunjuk yang signifikan seperti detail kamar, wajah tokoh lainnya atau bahkan ciri-ciri khusus dari pelaku, seperti kasus video YZ-Maria Eva, Bupati Pekalongan, Walikota Singkawang, Yuk Mojokerto dan lain-lain. Sementara jika membandingkan dengan ciri-ciri yang terdapat dari video dan tokoh yang dituduhkan yakni SYL, lanjutnya, sangatlah sumir dan tidak berdasar jika menuduh SYL. "SYL diketahui tidak terbiasa menggunakan tangan kiri, kemudian spesifikasi tangan dan pahanya juga tidak sama dengan yang ada di video itu," katanya sembari menambahkan, pihaknya siap mempertanggungjawabkan baik secara ilmiah maupun hukum dari hasil analisa dan kajian teknisnya itu. Sekaitan dengan hal tersebut, ia menyatakan siap membantu memberikan penjelasan secara detail bagi yang memerlukannya. Roy sendiri mengaku tidak mengenal SYL maupun Amin Syam yang merupakan lawan politik SYL, sehingga tidak ada tendensi atau pun keberpihakan diantara keduanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008