Kuala Lumpur (ANTARA) - Indonesia, yang diwakili Komunitas Tari Fisip Universitas Indonesia atau KTF UI ”Radha Sarisha”, berhasil meraih Anugerah Utama Kedua pada festival seni Tugu Budaya Etnik Sabah ke-10 (International Youth Folk Dance Festival 2019) di Pusat Kebudayaan Sabah, Kota Kinabalu, pada 10–15 Juli.

Tugu Budaya Etnik Sabah (TBES) merupakan ajang festival folklor tahunan yang diselenggarakan oleh Lembaga Kebudayaan Negeri Sabah.

TBES ke-10 tahun 2019 diikuti oleh 20 kelompok seni tari Sekolah Rendah dan Sekolah Menengah dari Sabah, Sarawak dan Semenanjung Malaysia serta empat kelompok seni tari kategori umum.

Selain itu, festival juga diikuti oleh enam peserta luar negeri yaitu dari Indonesia, India, Filipina, Sri Lanka, Thailand dan Uzbekistan.

Pada ajang kompetisi tari kreasi tradisional, KTF UI yang datang dengan 22 orang anggota, mempersembahkan tarian bertajuk “Taruni Gana Puspita”, sebuah tari kreasi tradisional dari Yogyakarta.

Untuk pertunjukan di depan umum dan di luar kompetisi, ditampilkan tari kreasi dari Tanah Minang Sumatera Barat, yang berjudul "Sirah dan Coga", serta tari kreasi Melayu berjudul "Dzahab Najwan".

Pada acara penutupan, KTF UI menampilkan tari kreasi Jaipong dari Jawa Barat yang diberi nama "Hanareswara".

KTF UI Radha Sarisha, selain berhasil meraih Anugerah Utama Kedua, juga berhasil menyabet penghargaan "Kostum Terbaik".

Sebagai pemenang kedua, KTF UI Radha Sarisha mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pelancongan, Kebudayaan dan Alam Sekitar Negeri Sabah dan uang tunai sebesar RM11.000 (sekitar Rp37 juta).

Anugerah utama untuk kategori umum, yaitu Anugerah Ketua Menteri Sabah yang biasa dikenal dengan ”Diamond of Tugu Budaya”, dimenangi oleh sanggar tari ”Tagaps Dance Theater” dari Kota Kinabalu.

Pemenang utama berhak mendapatkan hadiah uang tunai senilai RM16.000 (sekitar Rp54 juta).

Ketika ditemui usai penutupan acara festival, Dewinta Anggesti, penari sekaligus ketua rombongan KTF UI Radha Sarisha, mengungkapkan kegembiraan dapat berpartisipasi pada festival seni tari terbesar di Sabah itu dan meraih juara kedua.

Dewinta berharap partisipasi Indonesia pada festival tersebut bisa menjadi sumbangan positif bagi promosi seni dan budaya Indonesia di Sabah.

Pada kesempatan terpisah, Konjen RI Kota Kinabalu Krishna Djelani yang menghadiri acara “Malam Penganugerahan” TBES ke-10 itu, menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada KTF UI Radha Sarisaha yang telah berhasil meraih trofi juara kedua.

Krishna menyampaikan terima kasih kepada KTF UI Radha Sarisaha yang telah berpartisipasi dan berkontribus sebagai duta budaya Indonesia.

“Partisipasi Indonesia pada festival budaya tahunan ini diharapkan menjadi media yang baik untuk memperkenalkan kekayaan dan keragaman budaya serta citra positif Indonesia kepada khalayak ramai di Sabah," kata Konjen Krishna.

Baca juga: Tim tari pelajar Indonesia raih penghargaan di Inggris dan Georgia

Baca juga: Tim UNY bertekad pertahankan gelar juara kontes robot seni tari

Baca juga: Aktor laga Iko Uwais kenalkan senjata tradisional kerambit

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019