Jadi, di setiap BCD ( Bekraf Creative District) akan ada sekolah, sekolah film, sekolah musik, betul-betul nanti ekosistemnya akan dibentuk dengan matang

Jakarta (ANTARA) - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyiapkan Bekraf Creative District (BCD) yang akan menjadi pusat ekonomi kreatif.

"Rencana pengembangan kota kreatif bekerja sama dengan BUMN seluas 5.000 hektar," kata Kepala Bekraf Triawan Munaf dalam "Sosialisasi Rindekraf Kementerian/Lembaga (K/L)" di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin.

Namun, Triawan enggan menyebutkan lokasi pusat ekonomi kreatif tersebut. Dia hanya mengatakan bahwa BCD terletak tidak jauh dari Jakarta

"Nanti ya, takut harga tanahnya naik. Tidak sampai 100km, 1 jam dari Jakarta," kata Triawan.

BCD akan dibagi dalam sejumlah sektor ekonomi kreatif yang menjadi unggulan Bekraf, yaitu subsektor kuliner, fesyen, kriya, film, musik dan gim. Nantinya, pada masing-masing subsektor, film misalnya, akan ada studio, termasuk juga sekolah.

"Jadi, di setiap BCD akan ada sekolah, sekolah film, sekolah musik, betul-betul nanti ekosistemnya akan dibentuk dengan matang," ujarnya.

Untuk menarik para pelaku ekonomi kreatif pindah menuju kota ekonomi kreatif tersebut, Triawan mengatakan, perlu persiapan matang, mulai dari pemukiman hingga fasilitas transportasi.

"Misalnya ada seorang arsitek atau pemusik yang mau tinggal atau buat studio di sana, tentu mereka kalau sudah punya anak, anaknya tinggal di mana. Hal-hal seperti ini mesti dipadukan dengan pengembangan sebuah kota yang lengkap," kata dia.

Pendanaan BCD, menurut Triawan, berasal dari swasta dan bekerjasama dengan BUMN. Bekraf juga menggandeng asosiasi dari setiap subsektor dalam mengembangkan masing-masing subsektor.

Dengan sentralisasi para pelaku ekonomi kreatif tersebut diharapkan akan lebih banyak berkontribusi pada pendapatan negara.

Berdasarkan data Bekraf, PDB ekonomi kreatif mencapai Rp1.000 triliun pada 2017. Angka tersebut meningkat menjadi Rp1.100 triliun pada 2018. Jumlah itu diprediksi naik 9,6 persen dari tahun sebelumnya, yakni Rp1.211 triliun pada 2019.

Kontribusi ekspor ekonomi kreatif pada 2015 mencapai 19,3 miliar dolar AS, tumbuh menjadi 19,99 miliar dolar AS pada 2016, kemudian menjadi 21,5 miliar dolar AS pada 2017, dan pada 2018 tumbuh menjadi 22,6 miliar dolar AS.

Baca juga: Triawan Munaf: UU Ekonomi Kreatif bakal disahkan bulan depan
Baca juga: Perpres Rindekraf diharap perkuat kolaborasi Bekraf dengan Pemda
Baca juga: Menko Perekonomian: Pengembangan SDM kunci utama ekonomi kreatif

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019