Jakarta (ANTARA) - Wakil Walikota Jakarta Barat Muhammad Zen mengimbau kepada seluruh pengungsi suaka yang berada di penampungan sementara gedung bekas Komando Militer (Kodim) Kalideres, Jakarta Barat, Senin, untuk menjaga ketertiban dan keamanan dengan warga sekitar.

“Saya harap seluruh pengungsi bisa menjaga ketertiban dan keamanannya selama berada di sini,” kata Zen saat berkunjung ke lokasi.

Zen mengatakan bahwa para pengungsi harus bisa mengerti sama lain dan menjauhkan ego masing-masing, terutama ketika mendapat bantuan dari pemerintah.

“Bagaimana caranya antar sesama pengungsi ini juga tertib hukum, tidak saling sikut-sikutan, tidak saling monopoli. Giliran makan ya antre tertib, jangan berebut,” katanya.

Baca juga: Jakbar intruksikan copot spanduk penolakan pengungsi di Kalideres

Menurut Zen, hal tersebut berkaitan dengan adanya penolakan warga sekitar terhadap kehadiran para pengungsi di wilayahnya. Ia mengatakan, jika para pengungsi suaka tertib serta menjaga kebersihan maka akan meminimalisir adanya konflik dengan warga.

Zen berjanji akan segera menyelesaikan masalah terkait penolakan dari warga sekitar tersebut dengan mengajak pihak Walikota, Kelurahan, Kecamatan, hingga RW maupun RT setempat untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi.

Baca juga: Jakbar tunggu arahan pemerintah terkait pengungsi di Kalideres

“Adanya penolakan dari lingkungan itu tugas kami untuk bisa mengajak warga sekitar agar peduli, membantu, melindungi para pengungsi tersebut,” katanya.

Selain itu, ia mengatakan telah menginstruksikan Lurah Kalideres Muhammad Fahmy agar segera melepas semua spanduk yang berisi penolakan adanya pengungsi suaka.

Spanduk penolakan tersebut ada di hampir seluruh bagian Komplek Daan Mogot Baru, mulai dari gerbang pintu masuk, setiap tikungan, setiap gang, hingga di sekitar tempat pengungsian.

“Ya mohonlah pada warga yang menolak untuk pengertiannya, kepeduliannya, ini memang kita sesama umat manusia harus saling membantu. Ini peluang kita untuk memberikan kebaikan kepada sesama,” ujarnya.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019