Jakarta (ANTARA News) - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), Kamis, memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini akan mengalami perlambatan, sedangan inflasi akan meningkat. "Walaupun dapat diminimalisir, perlambatan perekonomian global disertai peningkatan harga komoditas pangan dan energi serta kenaikan tekanan inflasi dunia dapat mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dan tekanan inflasi," kata Gubernur BI Burhanudin Abdullah dalam pernyataannya yang dibacakan Direktur Strategis dan Hubungan Masyarakat BI, Amril Arif, di Jakarta usai rapat tersebut. Gubernur BI menjelaskan, perlambatan ekonomi tersebut akibat pertumbuhan ekspor, konsumsi swasta dan investasi swasta yang diperkirakan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Sedangkan inflasi, menurut dia, akan masih terganggu dengan kenaikan harga komoditas energi seperti minyak dan juga kenaikan harga pangan dunia. Hal ini, sambungnya, tercermin dari inflasi Februari 2008. Meski lebih rendah secara bulanan dibanding tahun sebelumnya, inflasi 2008 tercatat 0,65 persen atau 7,40 persen secara tahunan, terutama didorong oleh komponen makanan yang bergejolak, yaitu sebesar 1,63 persen secara bulanan. Sedangkan inflasi inti mencapai 0,76 persen secara bulanan atau 7,33 persen dibanding tahun sebelumnya. Untuk itu, menurut dia, pihaknya terus mencermati keadaan ekonomi yang berkembang dan meningkatkan koordinasi kebijakan perekonomian dengan pemerintah. Gubernur BI menyatakan pihaknya terus mengusahakan kebijakan stabilisasi nilai tukar serta tetap melaksanakan kebijakan moneter secara terukur dan hati-hati. Sementara itu, Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Amril Arief mengatakan, BI telah mengkoreksi pertumbuhan perekonomian kuartal I dari 6,4 persen menjadi 6,2 persen.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008