Tangerang (ANTARA News) - Kondisi terakhir kesehatan Siti Fatimah, bayi yang lahir tanpa dinding perut, semakin kritis dan belum mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang. "Kondisinya cukup memprihatinkan dan ramalannya tidak bagus," kata Direktur RSUD Tangerang, Dr. H Mamahit, SpOG. Mars, Kamis. Mamahit mengatakan Siti Fatimah belum mendapatkan perawatan intensif karena ruang Intensif Care Unit (ICU) di RSUD Tangerang sedang penuh. Pihak RSUD Tangerang menawarkan kepada pihak orang tua Siti Fatimah agar menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), tetapi keluarga korban menolak karena alasan tidak memiliki biaya. Mamahit menuturkan Siti Fatimah menderita kelainan usus yang keluar atau Gastroschizis akibat pembentukan dinding perut yang tidak sempurna selama pertumbuhan janin di dalam kandungan. Penyebab kelainan usus keluar tersebut adalah pertumbuhan janin yang tidak sempurna saat usia kandungan memasuki 0 hingga 12 minggu. Bayi perempuan yang diberi nama Siti Fatimah itu lahir dari seorang ibu bernama Nuriyah (18) warga asal Manungtung RT 02/02 Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang, Banten, dengan kondisi tanpa dinding perut sehingga ususnya terburai. Siti Fatimah lahir belum cukup bulan (prematur) dengan berat sekitar 1,6 kilogram di RS Ashobirin, Serpong, Kabupaten Tangerang pada hari Rabu (5/3) petang. Karena kondisinya tidak normal, suami Nuriyah, Warto membawa bayinya ke RSUD Tangerang pada Rabu malam, agar Siti Fatimah mendapatkan perawatan intensif. Mamahit menjelaskan, seharusnya janin yang memiliki berat 1,6 kilogram normalnya di kandungan memasuki usia 28 hingga 30 minggu atau sekitar tujuh bulan. Saat ini kondisi Siti Fatimah semakin kritis karena pertumbuhan organ tubuh vitalnya belum berfungsi maksimal seperti paru-parunya yang belum menerima udara dari luar. Mamahit menuturkan Siti Fatimah harus menjalani perbaikan pada dinding perut dengan melakukan pembedahan, yang dapat dilakukan setelah kondisi bayi menjadi kuat.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008