Ljubljana (ANTARA News) - Negara yang saat ini memegang rotasi presiden Uni Eropa (UE), Slovenia, Rabu, secara resmi mengakui negara Kosovo, dua pekan setelah negara baru (Kosovo) mendeklarasikan kemerdekaannya dari Serbia. Dari sidang parlemen Slovenia yang beranggotakan 90 orang, sebanyak 57 orang anggota legislatif memilih mendukung Kabinet Perdana Menteri Janez Jansa untuk memberikan pengakuan bagi kemerdekaan Kosovo. Empat orang menolak, sementara yang lainnya abstain, walaupun kelompok oposisi dan sejumlah pengusaha di negeri itu mengatakan agar pemberian pengakuan bagi Kosovo ditangguhkan dulu, mengingat hubungan ekonomi yang baik dengan Serbia, negara utama tujuan ekspor dan penanaman modal Slovenia. Beograd langsung memanggil pulang semua duta besarnya dari setiap negara yang memberikan pengakuan kepada Kosovo, termasuk Amerika Serikat, dan sejumlah negara pemimpin Uni Eropa . Slovenia dan Serbia yang wilayahnya lebih besar namun kurang berkembang ketimbang Slovenia, sesungguhnya merupakan bagian dari bekas negara Federasi Yugoslavia dan merupakan dua wilayah yang pertama yang memisahkan diri dari pemerintahan Yugoslavia pada tahun 1991, sedangkan Kosovo yang terakhir. Slovenia bergabung dengan UE dan NATO (Pakta pertahanan negara-negara Utara) sementara Serbia telah menghentukan semua pembicaraan yang bertujuan untuk proses menuju keanggotaan EU sebagtai protes terhadap sikap negara-negara Barat yang memberikan dukungan kepada kemerdekaan Kosovo, demikian laporan DPA. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008