Jakarta (ANTARA News) - Perkiraan Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuannya, BI Rate, sebesar 8 persen, Kamis, menjadi tambahan sentimen positif perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Analis Riset PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, Kamis, mengatakan Rapat Dewan Gubernur BI yang diperkirakan mempertahankan BI Rate akan menjadi pendorong indeks BEI yang hampir tiga hari berturut-turut mengalami tekanan jual, walaupun pada Rabu naik, namun terjadi di akhir sesi. Sedangkan Analisa Riset dari PT Paramitra Alfa Sekuritas, dalam ulasan pasarnya, juga mengungkapkan bahwa Rapat Dewan Gubernur BI akan menjadi sentimen positif bagi pergerakan IHSG yang diprediksi berpotensi menguat. Perkiraan ini telah didukung pasar, dimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), hingga 10.45 waktu JATS, mengalami kenaikan sebesar 19,528 poin (0,74 persen) untuk berada di level 2.659,180, sedangkan indeks LQ45, kelompok 45 saham unggulan, juga menguat 5,352 poin (0,94 persen) ke posisi 576,067. Beberapa saham yang sensitif suku bunga, seperti sektor perbankan dan otomotif kembali menunjukkan pergerakan positif kembali, setelah beberpa perdagangan sebelumnya tertekan oleh bursa regional yang masih khawatir akan kondisi perekonomian AS akibat krisis "subprime mortgage". Beberapa saham sensitif suku bunga yang mulai kembali naik di antaranya Bank BII menguat Rp5 menjadi Rp355, Astra Internasional terdorong Rp250 ke level Rp26.400 dan Bank Mandiri terangkat Rp25 ke harga Rp3.175. Namun, kata Krisna, kenaikan indeks ini juga masih akan terbatas karena jelang libur panjang (libur Nyepi) dan belum stabilnya perekonomian AS. Laporan yang dikeluarkan The Fed AS yang telah mengindikasikan semakin tingginya standar yang diberlakukan bagi kredit sehingga menimbulkan persepsi bagi investor bahwa perekonomian semakin menuju ke arah perlambatan. Krisna juga mengungkapkan bahwa tekanan pasar saham BEI beberapa hari ini akibat penurunan bobot investasi di Indonesia, dimana telah dianggap sudah terlalu mahal, juga masih akan menghambat laju indeks BEI. Kenaikan indeks di awal perdagangan ini lebih disebabkan oleh menguatnya bursa regional, seperti bursa Tokyo, Hongkong dan Singapura yang pada awal perdagangan Kamis ini juga menguat. Penguatan bursa kawasan Asia ini masih didorong oleh penutupan positif bursa Wall Street AS pada perdagangan Rabu malam, menyusul kenaikan harga minyak ke rekor baru dan tingginya harga-harga komoditi yang mendorong saham-saham perusahaan energi dan pertambangan meningkat. Harga minyak mentah mencapai 104,52 dolar AS per barrel di New York, sementara harga emas naik 22,20 dolar menjadi di sebuah rekor 988,50 dolar AS per ons. Kenaikan harga minyak dan komoditi ini kembali mendorong harga saham yang berbasis minyak dan komoditi yang merupakan penopang kenaikan indeks bursa Wall Street. Indeks saham blue-chip Dow Jones Industrial Average naik 41,19 poin atau 0,34 persen menjadi 12.254,99 dan langsung diikuti oleh bursa Tokyo dengan Nikkei-225 yang menguat 331,40 poin (2,55 persen) ke posisi 13.303,70, bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng naik 474,33 poin (2,05 persen) ke level 23.588,66 dan bursa Singapura dengan indeks Straits Times terdorong 35,55 poin (1,22 persen) ke posisi 2.946,32. Beberapa sentimen di atas yang membuat perdagangan saham di BEI kembali didominasi yang naik sebanyak 84 dibanding yang turun 50 pada pertengahan sesi pagi ini. (*)
Copyright © ANTARA 2008