Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Kamis pagi, naik tipis, karena pelaku pasar menunggu keputusan Bank Indonesia (BI) mengenai BI Rate yang diperkirakan masih akan bertahan pada angka 8 persen. Nilai tukar rupiah menguat tipis menjadi Rp9.070/9.075 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.072/9.089 per dolar AS, atau naik dua poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan BI diperkirakan akan memutuskan tingkat bunga BI Rate pada siang nanti. Apabila BI memutuskan BI Rate stabil, maka penguatan rupiah kemungkinan besar akan semakin besar, ujarnya. Menurut dia, BI Rate kemungkinan masih stabil pada angka 8 persen, meski laju inflasi Februari rendah mencapai 0,65 persen dibanding bulan lalu sebesar 1,77 persen, namun inflasi year on year tinggi mencapai 7,4 persen. "Kami optimis BI akan tetap mempertahankan BI Rate. Stabilnya BI rate ini merupakan yang ketiga kalinya terjadi, " katanya. Dikatakannya, rupiah ke depan berpeluang kembali menguat dipicu bank sentral AS (The Fed) yang berencana menurunkan lagi suku bunga Fed fund. The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunganya sebesar 75 basis poin, ucapnya. Rupiah, lanjut dia, mengalami kenaikan yang tipis, karena pelaku hati-hati bermain di pasar sambil menunggu keputusan BI. Apalagi hari ini merupakan hari terakhir bagi pasar untuk bertransaksi, karena itu pada perdagangan sore nanti rupiah diperkirakan mengalami kenaikan yang cukup besar, setelah BI memutuskan bunga BI Rate, katanya. Sementara itu, dolar AS terhadap euro di pasar regional berada pada titik terendah, karena munculnya data ekonomi AS yang kelabu. Dolar AS terhadap euro mencapai 1,5281 dan terhadap yen menjadi 103,76 yang diperkirakan akan terus menguat hingga mencapai angka 100 yen. Melemahnya dolar AS di pasar global, karena pelaku makin optimis bahwa AS akan menuju ke resesi, kata Kostaman. (*)
Copyright © ANTARA 2008