Singapura (ANTARA News) - Harga minyak mendekati 105 dolar AS pada awal perdagangan di Asia, Kamis, menyusul kekecewaan para investor dengan turunnya secara tak terduga cadangan energi AS, kata para dealer. Keputusan OPEC mempertahankan level produksinya dan berlanjutnya penurunan dolar AS, juga mendorong harga minyak naik, kata mereka. Kontrak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman April diperdagangkan di posisi tertinggi baru 104,95 dolar AS. Harga minyak Rabu ditutup pada 104,52 dolar. Penurunan cadangan energi AS yang mengejutkan dan keputusan OPEC mempertahankan level produksi saat ini diperkirakan akan menjaga harga minyak di atas batas 100 dolar AS, kata para dealer. Harga minyak melesat tinggi di jam perdagangan AS, Rabu, setelah laporan cadangan energi Departemen Energi AS memperlihatkan cadangan minyak mentah turun 3,1 juta barrel pekan lalu. Penurunan tersebut berlawanan dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan terjadinya kenaikan sebanyak 2,4 juta barrel. Penurunan mingguan ini merupakan yang pertama dalam satu setengah bulan terakhir. Keputusan OPEC mempertahankan target produksi harian pada 29,67 juta barrel, meski mendapat tekanan dari Presiden AS George W. Bush agar meningkatkan produksi minyak mentah, juga memicu kenaikan harga, kata para dealer, seperti dilaporkan AFP. Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) menyalahkan tingginya harga minyak mentah karena spekulasi beli para investor di tengah melemahnya dolar AS dan tingginya angka inflasi. "Pasar menerima pasokan yang baik, dengan stok minyak komersial saat ini berada di atas rata-rata lima tahun mereka," kata OPEC, dalam sebuah pernyataannya menyusul sebuah pertemuan di Wina, Rabu, yang memutuskan tidak meningkatkan produksinya. Dikatakan juga kekhawatiran harga saat ini, tidak mencerminkan fundamental pasar(pasokan dan permintaan riil). (*)

Copyright © ANTARA 2008